Makanan Halal & Rasa Cinta Tanah Air Indonesia


behind the screen Chiang Mai – Singapore backpacker’s trip

Makanan Halal

Sebagai muslim, makanan halal hukumnya adalah wajib dimanapun dan kapanpun kita berada. Jika di Indonesia kita dapat dengan mudahnya menemukan makanan halal, tapi tidak di Negara yang mayoritas penduduknya adalah Non-Muslim. Di Negara yang penduduk muslimnya minoritas, makanan muslim hanya bisa di jumpai di tempat2 tertentu yang dekat dengan majid atau kampong muslim. Dalam lawatan kami ber-6 ke Thailand-Malaysia-Singapura kali ini diikuti oleh 5 orang muslim dan 1 orang non-muslim. Karena sebagian besar adalah muslim, maka teman saya yang non muslim (baca: ervan) secara tidak langsung mengharamkan juga makanan yang haram buat kaum muslim walaupun sebenarnya halal buatnya, maklum kita selalu berusaha makan bersama di warung yang berlabelkan halal.

Eksotisme masakan Thailand

Sewaktu di Bangkok, saya sempat tergoda dengan aneka macam masakan Thailand yang di tawarkan di sepanjang jalan. Mulai dari sate daging babi, sate ayam, ayam bakar, pisang telur, dan masih banyak lagi jajanan sepanjang jalanan kota Bangkok. Dari aromanya sudah mengundang selera, jika saya bukan muslim mungkin saya sudah wisata kuliner jalanan sampai puas. Tidak hanya di jalanan, sewaktu saya dan teman2 berkunjung ke Suan Lum Night Bazaar pun beranekan masakan khas Thailand dapat dijumpai disana. Sun Lum Night Bazaar adalah acara bazaar malam yang menampilkan live music dari band2 lokal Thailand dan disertai layar lebar saat pertunjukan sepakbola eropa di tayangkan. Salah satu bau masakan yang paling sering tercium adalah aroma soup, baunya seperti bau “Pork “ padahal aku juga belum pernah makan masakan daging babi hehe….sok tau saja, dan setelah di telusuri ternyata bau tersebut berasal dari sebuah biji2an yang di campurkan sebagi bumbu masakan soup tersebut. Telaat sudah..karena rahasia tersebut baru kami temukan ketika kami makan di Indonesian Food di singapura.

Di Suan Lum Bazaar kebanyakan semua warung menawarkan daging babi, babi sepertinya merupakan makanan favorit di sana layaknya daging sapi di Indonesia. Untuk lebih aman, saya dan purwo memutuskan makan Frenc Fries + Tahu Goreng saja. Walaupun mungkin minyak yang di pakai untuk goreng adalah minyak babi, tapi setidaknya saya sudah meminimalisasi ketidak halalan nya. Sementara keempat teman saya yang lainya yaitu son, chimot, ervan dan edo memutuskan untuk membeli nasi + omelet. Saya sempat mencicipi omeletnya, dan seperti yang saya duga rasanya minyak yang di pakai adalah minyak babi, tercium dari aroma masakannya. Walaupun hal itu di sangkal oleh chimot, maklum lidahnya kurang sensitive terhadap rasa.

Kampoeng Djawa

KwetiawNasGorKurang lengkap jika kita sebagai orang jawa berpergian ke Bangkok tetapi tidak menyempatkan diri untuk berkunjung ke Masjid Djawa. Dari hostel kami di suk 11, perjalanan ke masjid djawa dapat di tempuh menggunakan MRT & BTS. Walaupun namanya masjid djawa, tapi tak seorangpun yang sholat di situ bisa berbahasa djawa s eperti kita. Setelah sholat kami bertanya ke takmirOmelet Soup Tomyangmasjid tersebut tentang masakan halal di sekitar masjid. Dengan baik hati kami di antarkan oleh seseorang anggota dari pengurus masjid tersebut ke warung muslim. Warungnya cukup sederhana sekali, tak jauh beda dengan WARTEG yang sering kita jumpai di Jakarta. Di warung tersebut terdapat logo halal yang mungkin telah di sertifikasi oleh majelis masjid setempat. Menu yang di tawarkanpun sederhana pula, yaitu Nasi goreng, Nasi Omelet, Kwetiaw dan Soup Tomyang. Saya dan Edo pesan nasi goreng, chimot dan son seperti bisanya yaitu nasi omelet, sedangkan ervan memesan kwetiaw. Walaupun lidahnya tidak memiliki indera perasa, tapi purwo mencoba memesan Soup Tomyang. Soup tomyang adalah masakan khas Thailand yang sangat kental dengan aroma bumbu dari rempah2 asli Thailand. Rasanya mantab coy….harganya sekitar 12 ribu rupiah untuk satu menu, murah kan..??. Makanya jangan lewatkan wisata kuliner yang satu ini kalau kamu adalah orang jawa dan muslim.

Masakan Semi Halal

Saat berkunjung ke Grand Palace, sulit sekali menemukan makanan yang benar2 berlabel halal. Berhubung perut lapernya minta ampun dan seharian belum makan nasi, kami memutuskan untuk makan masakan yang tidak berbau babi dan daging. Pilihan yang tepat adalah Telor dan Ikan. Sebenarnya orang thailand termasuk orang yang jujur dalam hal menawarkan makanan, jika kita seorang muslim mereka akan menunjukkan ke kita makanan yang tidak mengandung unsur babi. Di sepanjang jalan menuju Pier di samping Grand Palace adalah tempat wisata kuliner kami berikutnya, disana terdapat berbagai menu masakan. Kami di tunjukkan makanan yang tidak mengandung babi, dan sayapun memilih kakap goreng dan oseng-oseng ceme. Tadinya saya tertarik dengan omelet, tapi ternyata “Inside Pork“, akhirnya teman saya non-muslimlah (baca: ervan) yang menyantap makanan menggoda tersebut. Masakannya enak tapi lumayan mahal, sekitar 25 ribu rupiah untuk satu orang. Hmm..walaupun ada sedikit sekali keraguan (Semi Halal) akan masakan tersebut, tapi dengan niat yang baik semuanya di anggap tidak ada masalah.

Muslim Food di Chiang Mai

Warung SophiaSertifikat HalalChiang Mai adalah kota kecil di thailand bagian utara, sering pula di sebut2 sebagai Djogja-nya thailand. Di Chiang Mai terdapat sebuah masjid besar dimana di sekitar masjid tersebut banyak sekali di jumpai masakan muslim yang tersertifikasi oleh Majelis Muslim Thailand. Jika anda berjalan di sepanjang Chiang Mai Night Bazaar, sempatkanlah mampir ke masjid yang berada di gang sebelum ujung jalan yang digunakan sebagai bazaar setiap malam tersebut. Masjidnya cukup besar yang tergabung dengan madrasah islam di depannya. Di sepanjang jalan masuk ke masjid kita bisa dengan mudah menemukan warung yang berlabel halal, yang kami kunjungi adalah warung Sophia. Asyiknya lagi, warung tersebut menawarkan menu yang bertuliskan bahasa melayu/bahasa Indonesia. Menu yang ditawarkan seperti, Nasi Goreng, Mie Goreng dan masih banyak lagi. Harganya pun juga tidak terlalu mahal, sekitar 20 ribu rupiah. Mahal juga yaah……:D. Tidak juga sebenarnya, karena sekali kita menemukan makanan halal, kita sering sekali berlebihan dalam hal makan.

Muslim Food di Hua Lamphong Station

Mudsalim FoodKetika kami sedang berada di stasiun kereta api Hua Lamphong, kami sempat bingung menentukan tempat makan yang akan kami kunjungi untuk makan siang. Sambil menghisap rokok di depan stasiun. Aku dan edo mengamati gerak gerik orang di sekitar kami. Tak lama kemudian, ada beberapa wanita berjilbab yang berjalan menyeberang jalan di depan stasiun hua lamphong. Feelingku bermain disini, aku menduga rombongan wanita berjilbab tersebut pasti sedang mencari makan siang. Aku dan Edo segera beraksi membuntuti dari belakang pergerakan serombongan orang tersebut, dan seperti yang aku duga sebelumnya ternyata benar mereka menuju warung muslim yang berada di dalam gang depan stasiun. Di daerah tersebut banyak sekali di temukan muslim food, dimana penjualnya juga sedikit bisa bahasa melayu. Segera saya dan edo mengajak teman2 untuk segera mengisi perut yang sudah lama keroncongan. Hmm….lagi2 saya pesan nasi goreng, menu yang paling simple dan paling popular bagi setiap orang melayu. Harganya cukup murah, sekitar 15 ribu rupiah untuk satu menu spesial.

Muslim Food di Hat Yai

Ini adalah tempat makanan halal terakhir di Thailand yang kami kunjungi, tepatnya di kota Hat Yai. Kota ini merupakan perbatasan antara Thailand dan Malaysia, semakin mendekati Malaysia makanan halal semakin mudah di dapat. Begitu turun dari kereta api, kami langsung keluar dari stasiun dan berburu sarapan. Dari depan stasiun sudah terlihat dengan jelas, kedai muslim berjejeran di ruko depan stasiun. Pelayan dari warung halal di Hat Yai ini cukup manis lho…..aku sempat mencoba ngobrol dengan dia, aku tanya “bisa bahasa melayu..? “, “Sikik-sikik…“ jawabnya sambil senyum tersipu malu…aduuuuh manisnya mbak yang satu ini :D. Saya lupa di sini pesan menu apa, mungkin nasi sayur lauk omelet atau ikan. Harganya standar seperti biasanya, yaitu sekitar 15 ribu rupiah. Jangan lewatkan warung yang satu ini ya, di jamin tidak akan bisa melupakan wajah manis pelayannya. . .ehm

Surganya makanan Halal

Malaysia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama islam sebagaimana indonesia. Untuk mendapatkan makanan muslim sudah tidak berburu ke kampung muslim atau tempat2 yang tersembunyi lagi, tinggal pilih warung, duduk, pesan makanan, dan menyantapnya. Di Malaysia malah ada warung makan padang, ternyata masakan padang sudah Go International yah ……Kapan giliran Warteg di temukan di Malaysia..???

Halal tapi Mahal

Di seberangnya malaysia, singapura merupakan Negara yang penduduknya multi etnis. Kebanyakan penduduknya adalah Chinese, walaupun banyak juga India, Melayu dan Jawa. Di dekat hostel ABC yang kami tempati terdapat restaurant Indonesia dengan nama “ Indonesian Food Restaurant” dimana penjualnya asli jawa timur, tepatnya Surabaya…jauh2 ke singapura makan di warungnya orang Indonesia poenya :D. Tak jauh dari hostel ABC berdiri Masjid Sultan yang terkenal karena di depannya terdapat bazaar dan banyak restauran muslim. Setelah sholat, kita bisa belanja souvenir singapura dan juga menikmati makan malam di restauran di depan jalan Sultan. Satu hal yang tidak aku sukai tentang singapura, segala sesuatunya mahal. Dan salah satunya adalah soal harga makanan. Harga makanan di sini standar minimal adalah 30 ribu rupiah, hmm…..bisa bangkrut cuman buat ngisi perut.

Sebenarnya mencari makanan halal di Thailand tidaklah sulit asalkan kita mau sedikit sabar. Walaupun di thailand penduduk muslimnya minoritas, tapi setidaknya warga non-muslim thailand sangat jujur dan bisa membantu kita dalam memilih makanan halal. Berikut tips untuk mendapatkan makanan halal di Negara yang penduduk muslimnya minoritas,

  1. Pilihlah makanan yang tidak mengandung unsur babi. Jika kepepet, pilih aja telor atau ikan yang di goreng biasa.  Bertanyalah kepada penjualnya, dan bilang kalau anda adalah seorang muslim. mereka sangat menghargai kejujuran anda 🙂
  2. Carilah masjid, di sekitar masjid pasti dapat anda jumpai warung muslim
  3. Ikutilah wanita berjilbab, siapa tahu dia menuju ke warung muslim. Kalau ternyata tidak, berarti anda lagi sial 😀
  4. Cari warung yang penjualnya berjilbab, biasanya di depan warung terdapat logo bulan bintang atau tulisan Halal
  5. Berbanggalah karena Indonesia adalah surganya makanan enak, halal dan murah, sekiranya makanan bisa menumbuhkan kembali Rasa Cinta Tanah Air Indonesia saat anda sedang berada di luar negeri.

3 thoughts on “Makanan Halal & Rasa Cinta Tanah Air Indonesia

  1. wuah mau donk klo di bawain makanan luar tapi yg hualal yach…..!kok backpackernya co smw…cenya mn niy..?mw dunk ikutan jd back packer..modalnya brp niy?klo numpang gratis y hehheehehe…..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s