DUFAN (Dunia Fantasi) – A Place where you DO FUN


27 Juni 2009 adalah pertama kali aku mengunjungi Dufan, suatu taman hiburan dimana terdapat banyak permainan dan pertunjukan.  Pada kesempatan ini aku pergi ke sana dalam rangka jalan-jalan bersama rekan satu kerjaan. Pagi-pagi sekitar jam 7 aku berangkat ke tempat penjemputan. Sesampainya disana ternyata tak ada bis yang dijanjikan dan tak ada teman-teman yang rencananya akan berangkat bersama. Aku putuskan untuk menghubungi koordinator bis, dan ternyata bis barus sampai cibitung dan akan ke cikarang, baru kemudian menjemput aku di bekasi barat. Sial pikirku, kenapa bilang aku harus standby jam 7. Daripada “ngentang” disitu aku pergi ke tempat kos temanku. Di situ aku main PS sampai koordinator bis menelpon, baru kami berangkat ke tempat penjemputan tadi. Terdengar sindiran dari beberapa orang, tapi ku acuhkan saja.

Sesampainya di sana kami foto bersama dan kemudian mendengarkan sambutan dari manajer kami. Begitu selesai kami berpencar.

Saat liburan sekolah seperti ini tempat-tempat wisata pasti ramai tak terkecuali dufan. Loket belum buka tapi sudah banyak orang yang antri, tak kalah dengan antrian sembako loh. Untunglah aku sudah disediain tiket oleh panitia, jadi ga perlu antri beli tiket. Tapi hal ini bukan berarti aku bebas dari antrian, karena di pintu masuk antrian terjadi. Di atas antrian ada semacam penyemprot air untuk penyejuk. Kami tampak seperti tanaman disemprot pestisida. Banyak orang main serobot jadi pertahankan barisan anda (Menurutku salah satu keburukan warga Indonesia adalah tak bisa antri dengan sendiri, harus diatur petugas. Meski tak semua seperti ini). Harga tiket rombonganku adalah Rp. 141.000 termasuk pertunjukan police academy. Menurut ketua panitiaku harga normal adalah sekitar Rp.212.000. Harga ini karena bertepatan dengan liburan sekolah, untuk hari biasa harga tiket normal hanya sekitar Rp.100.000 saja.

Untuk pengalaman pertama ini aku rencanakan pemanasan saja tanpa naik wahana yang super extreme seperti Kora-kora, Halilintar, dan tornado (kurencanakan 2nd visit naik wahana ini. Sebenarnya aku masih mengumpulkan keberanian  (^_^)v  hehehe)

NIAGARA

Ini adalah wahana pertama yg kunaiki. Disini aku naik sebuah perahu yang berjalan melewati gua dimana ada patung Indian di dalamnya dan semprotan air yang membuat kaget dan basah. Perahu kemudian naik dengan bantuan eskalator, kemudian meluncur kebawah dengan kemiringan 50 derajat (mungkin). Aku duduk paling depan dan saat meluncur aku berteriak “OOOOOOAAAAA”  karena rasa ngeri dan geli (bukan karena hal lucu) di perut.

Hati-hati dengan bawaan anda yang tak tahan air. Jadi bawalah tas kresek untuk melindunginya.

ALAP-ALAP

Alap-alap adalah nama salah satu jenis burung, kalau tidak salah nama lain dari elang jawa. Wahana ini adalah roller coster mini. Bagiku yg pertama kali naik roller coster, alap-alap cukup memicu adrenalin, aku beteriak-teriak seperti orang gila. Saranku duduklah disebelah kanan. Mengapa? Karena banyak belokan ke kanan yang membuat anda terdorong ke kiri, dan bila sebelah kanan anda bertubuh lebih besar dari anda, maka anda akan tergencet olehnya. Hahahaha.

ARUNG JERAM

Disini aku basah kuyub lebih parah dari niagara, selama perjalanan ku angkat tasku diatas kepala karena takut kameraku basah. Dalam wahana ini aku duduk pada perahu berbentuk lingkaran. Perahu ini akan melintasi arus deras seperti disungai, akan tetapi ga ada batu-batu yang membahayakan. Lumayan seru deh.

Di Perahu ini kebetulan aku bersama satu keluarga pengunjung, tampaknya baru pertama kali juga naik wahana ini. Si ibu ingin memangku anaknya, karena takut ada apa-apa. Untunglah petugas dapat meyakinkan bahwa duduk dikursi aman karena ada sabuk pengamannya. Di tengah  perjalanan, mulailah perahu terombang-ambing, air masuk ke perahu sehingga semua basah kuyub. Si ibu mengomel pada si bapak karena ga bilang kalau disini akan basah kuyub katanya”Aduh piye bapak iki kok ngajak numpak iki. Teles kabeh awakku pak”, si bapak tertawa “ hahaha, yo ngene ki sing jenenge arung jeram bu”. Akhirnya pada ujung perjalanan mereka kesulitan membuka sabuk pengaman, aku bantu mereka membukanya –  Sabuk pengamannya mirip dengan yang dipakai pada pesawat terbang.

OMBANG-AMBING

Setelah istirahat sebentar, temanku mengajak ke sebuah wahana berbentuk seperti piring. Kupikir ini permainan ringan. Dan ternyata ini seperti permainan ombak banyu yang biasa ada di pasar malam di desa-desa. Sambil berputar seperti komedi putar, wahana ini membuat anda naik turun yang tinggi sekali, seperti naik perahu yang dihantam ombak setinggi 3 meter kali ya. Lumayan asik bagiku.

BOKU DOKU (BOMBOM CAR)

Ada dua jenis bombom car di dufan, satu untuk anak kecil, dan satu lagi untuk orang dengan minimal tinggi 125cm. Jika keluraga anda (anak) tidak lebih tinggi dari itu lebih baik jangan antri disini, karena petugas tidak akan memperbolehkan anda naik, meskipun anda bilang anda akan menemani keluarga anda itu.

Cara mengendalikannya tidak sama dengan mobil biasa. Di bombom car ada pedal gas dan setir saja, tidak ada rem. Untuk mundur putar kemudi anda 180 derajat dari keadaan maju  ke arah kiri atau ke kanan. Untuk kembali maju lepaskan setirnya, setir akan berputar sendiri sehingga anda dapat maju lagi. Pakailah sabuk pengaman karena waktu bertabrakan dengan yang lain anda akan terpental.

Anda ingin mengalami rasa tabrakan mobil? Naiklah bombom car ini. Hahaha

PERANG BINTANG

Setelah makan siang di super bento aku dan teman-temanku memutuskan bermain perang bintang. Terlihat antrian panjang, tapi ternyata setiap kali masuk cukup banyak, sehingga tak perlu lama antri. Memasuki pintu, kemudian kami menyusuri lorong-lorong yang mirip kapal startrek. Di sini tampak seolah-olah kapal telah diserang alien. Setelah itu ada pesawat2an kecil berpentuk lingkaran dimana di setiap sisi ada pistol untuk menembak. Satu pesawat kira-kira untuk 8 orang.

Awalnya kupikir ada boneka-boneka alien berterbangan yang harus ditembaki. Ternyata disini anda harus menembaki apapun dimana lampu / LED hijau berada, baik dinding, boneka, dan lainnya. Jika lampuu berubah menjadi warna merah, ini berarti telah tertembak. Anda bisa berlomba bersama teman-teman anda untuk memperoleh poin tertinggi. Dalam pesawat yang kutumpangi aku mejadi juara dengan poin 15700.

EXTREME LOG

Inilah wahana dimana anda akan menonton bioskop dan kursi anda dapat bergerak menyesuaikan dengan yang ditampilkan dilayar. Cukup banyak peminat wahana ini, aku harus mengantri selama  1,5 jam. Sambil mengantri aku membaca novel berjudul “Botchan” diiringi oleh musik live show  di panggung hikayat.

Pada film ini anda dikisahkan sebagai potongan kayu yang akan dikirim ke himalaya. Kayu akan melewati jalur-jalur extreme. Orang-orang yang menonton bersamaku berjerit-jerit, mungkin karena terlalu mengkhayati filmnya. Sedangkan aku tertawa melihat mereka menjerit.

POLICE ACADEMY STUNTMAN SHOW

Itulah wahana-wahana yang aku naiki, waktu menunjukkan pukul 16.30, kami harus segera menuju police academy untuk menyaksikan aksi stuntman dengan akrobatik motor dan mobil. Sesampainya disana, kami terlambat untuk menyaksikan sesi ke-2, sehingga kami harus menunggu selama satu jam untuk sesi ke-3.

Akhirnya pintu masuk di buka, orang-orang pun masuk. Aku duduk di atas bersama teman-temanku, keputusan yang kusesali kemudian.

Dua puluh menit berlalu, acara belum juga dimulai, penonton mulai resah. Tiba-tiba muncul sosok polisi dari salah satu bangunan di arena pertunjukan. Dia berlari ke arah penonton dengan meniup peluit “ Prit.. prit.. prit”. Dia menghibur para penonton dengan lawakannya yang lucu. Pre opening ini cukup menghibur untuk menghilankan keresahan para penonton.

Musik terdengar dan muncul police-police cantik menari, tanda acara dimulai. Aku tak memperhatikan jalan ceritanya. Yang membuat menarik adalah mobil-mobil toyota yaris dan BMW yang melakukan drift seperti di game need for speed underground. Mobil polisi BMW yang berjalan dengan dua roda, kukira ada semacam penyangga di belakangnya, tapi ternyata tidak ada. Ada juga motorcross yang melakukan jumping.

Yang sedikit membuatku geleng-geleng kepala adalah sikap para penonton yang kurang menghargai. Pada waktu pengenalan para aktor/artis penonton mulai meninggalkan tempat tanpa ada tepuk tangan. Padahal masih ada sedikit aksi mobil dan motor. Yang terjadi adalah para penonton berdiri tak bergerak dan menutupi pandanganku dan memaksaku ikut berdiri untuk melihat. Terlintas dipikiranku bahwa negara ini cocoknya diperintah secara diktator, benar memang kalau demokrasi itu jelek karena membuat rakyat manja.

Aku berencana untuk ke dufan lagi, entah kapan dapat ke sana lagi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s