Tanggal 20 Mei 2009 sore kami meninggalkan Bangkok menuju ke Malaysia. Namun karena kami tidak mendapatkan KA jurusan langsung Butterworth maka kami memilih KA Sleeper Class yang hanya sampai Haadyai dan berencana naik minivan untuk menuju Pulau Penang.
Saat pertama kali mengetahui wujud gerbong sleeper class – economy, kami rada kecewa. Keadaanya mirip kelas bisnis KA Indonesia dan kami tidak menemui bed buat tidur, yang ada hanya dua kursi yang berhadapan. Tapi saat malam telah tiba, misteri bagaimana kami tidur terjawab. Ternyata dua kursi yang berhadapan tersebut bisa di transformasi menjadi satu bed. Dimanakah satu bed lagi ? diatas kursi terdapat semacam kapsul yang bila dibuka merupakan suatu bed. Akhirnya kami bisa beristirahat dengan tenang selama 14 jam perjalanan.
Sesampai di Haad Yai (21 Mei 2009), sudah banyak angkutan yang menawarkan ke segala tujuan. Namun kami memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Tidak sulit bagi kami menemukan warung masakan halal di Haadyai, karena di depan stasiun ada beberapa warung muslim. Dan menurut informasi , di Haadyai mayoritas beragama Islam, mungkin karena Haadyai merupakan kota yang berbatasan dengan Malaysia.
Setelah selesai sarapan kami menuju Malaysia via embarkasi Sadao – Changloon dengan Minivan Travel pukul 13.00 WT. Di embarkasi Sadao Thailand antrian pemeriksaan passport sangat panjang. Saat giliran passportku di periksa terasa begitu lama. Petugas imigrasi berulang-ulang men-scan passporku, cuman keliatannya ga bisa. Sampai-sampai raut muka si petugas terlihat jengkel dan mencoba memasukkan id-number secara manual. Kalo tetap saja ga masuk bisa-bisa jadi tersangka pengguna passport palsu nech,………untung akhirnya bisa juga. Masalah ini ternyata dialami juga dengan rekanku yang lain.
Semua beres kamipun melintasi perbatasan antara Thailand dan Malaysia. Penasaran dengan batas darat antar negara, aku tetap menjaga konsentrasi 😀 untuk melihat bagaimana wujud sebenarnya batas darat antar negara tersebut. Ternyata selain gerbang keluar masuk negara, melintang tembok beton tinggi lengkap dengan kawat duri yang panjang, tapi aku tidak tahu apa tembok itu memanjang hingga ujung timur dan barat ( masih penasaran juga). Kemudian kamipun masuk ke embarkasi Changloon. Disinilah untuk pertama kali kami mengalami pemeriksaan penyakit flu babi ( virus H1N1). Pemeriksaan berupa scanning suhu tubuh. Sempat aku takut tidak lolos, karena pada saat itu aku sedikit demam sejak dalam perjalanan menuju Haad Yai. Dan kekawatiran itupun terbukti aku tidak lolos scanning !!! Sebenarnya hanya Purwo dan Ervan yang lolos, tapi kemudian untuk scanning kedua Mantos, Edo dan Chimot lolos, sedangkan aku baru scanning keempat baru dipersilahkan masuk.
Masalah lain muncul setelah mendapatkan visit pass. Edo diinvestigasi karena membawa sesuatu yang berunsur logam, dan itu adalah tripodku. Dia ditanyai kenapa bawa tripod tapi tidak membawa kamera. Untung masalah tidak berlarut-larut, kami pun bisa melanjutkan perjalanan menuju P. Penang. Tapi baru beberapa puluh meter kami keluar embarkasi, minivan kami diperhentikan oleh Polis Diraja Malaysia untuk pemeriksaan yang menurut kami useless banget. Karena begitu tahu beberapa penumpang minivan adalah WNI mereka langsung meminta passport kami,padahal penumpang lain yang warga Thailand tidak diminta passportnya. Ketika memeriksa passport pun mereka cuman melihat-lihat secara manual passport kamu tanpa menggunakan alat khusus scanning seperti di embarkasi dan tanpa melihat wajah kami. Pemeriksaan yang aneh. Segitu burukkan image orang Indonesia ? Tapi kami berusaha positive thinking saja, mungkin ini demi ketertiban negara mereka.
Perjalanan menuju Pulau Penang sekitar 4 jam dari Haadyai. Sebelum memasuki Pulau Penang kami melintasi Penang Bridge yang mempunyai total panjang 13, 5 Km, sebuah jembatan melintasi laut. Kami kesorean sampai di Penang, tidak sempat menikmati sunset di Batu Peringgi tapi kami masih sempat belanja oleh-oleh dan menikmati Penang. Pukul 23.00 WP kami melanjutkan perjalanan menuju Kuala Lumpur dengan bis.
Staminaku mulai habis, kesehatanku pun menurun dan demamku semakin tinggi
- Haadyai Station
- Purwo di Haadyai
- Embarkasi Sadao
- Steak Rest di Penang
- Batu Peringgi
Catt :
1. Bangkok (Huang Lampong )- Haadyai : KA Sleeper Class, TBH 600
2. Haadyai – Penang : Mini Van, RM 40
3. Penang – Kuala Lumpur : Bis Exc, RM 40
hallo mas,
boleh nanya, untuk sewa van 40 RM itu biaya per orang tah?? sewa nya dmana mas??
thanks a lot.. 🙂
Yani
Maaf mbak Yani….ada kesalahan penulisan, seharusnya itu 300 THB/ orang. Jadi sekitar 90 ribu rupiah per orang dari Hat yai menuju Penang. Kalau mbaknya turun dari Stasiun Hat Yai, di seberang jalan depan Stasiun banyak terdapat Travel Agent yang melayani perjalanan Hat Yai-Penang. Harganya juga sudah resmi tertulis di situ, jadi gak bakalan tertipu. Van itu kaya mobil Travel Cipaganti gitu, mobilnya L300.
Selamat Traveling,
Mantostrip
rencananya sih aku mau pergi dari penang ke hatyai september ini mas, kira2 mas tahu nda tempat sewa mobil di penang dimana? apakah mobil yg mas sewa waktu itu juga melayani perjalanan dari penang ke hatyai?
thanks info nya mas.. ^^
Yani
Wah, kalau sewa mobil dari Penang ke Hat Yai saya tidak tahu mbak. Kalau mau naik bus ada banyak travel agent di sekitar terminal Bus Komtar – Penang. Coba aja tanya2 di agent tersebut, barang kali ada yang bisa menyewakan mobil ke Hat Yai…
Selamat Traveling,
Mantostrip