Sempat tidak percaya ketika diberitahu bahwa ada satu daerah di Jawa Barat ini yang belum terlistriki PLN. Namun ketika aku diberi tugas untuk pengecekan proyek listrik desa, aku membuktikan bahwa masih ada warga Pulau Jawa yang belum menikmati listrik. Namun disini aku cuman mau bercerita tentang daerahnya, bukan masalah kelistrikannya :P.
Nama daerah itu adalah Girimukti, Cisewu, Garut. Walaupun masih wilayah kerja Area Garut, untuk menuju kesana aku harus lewat Kabupaten Bandung terlebih dahulu. Sebenarnya bisa saja lewat Bungbulang ( selatan kota Garut ) namun karena kondisi jalan yang buruk akan pasti membuat perjalanan tidak nyaman dan lebih lama.
Dalam perjalanan aku membayangkan betapa tertinggalnya desa itu. Apalagi setelah melihat jalur pegunungan yang kecil.
Jalur menuju ke sana cukup sempit dan berbahaya. Jalannya menyusuri tebing dimana sisi kiri adalah jurang dan hanya selebar 2 mobil saja. Pemandangan di sini sangat keren. Terlihat perkampungan kecil di dasar lembah, membuat panorama alamnya bagus. Aku sempat berhenti di kebun teh untuk sekedar makan siang, seporsi nasi timbel khas Sunda.
Perjalanan aku lanjutkan. Jalan yang berkelok-kelok membuatku tidak bisa tidur di mobil. Rasa mual mulai mendera. Langsung ku makan permen mint, senjata andalan saat aku merasa mau muntah. Kata Bos-ku yang sudah pernah lewat, jika dihitung jumlah kelokan hampir 1000. Wow !!!
Sampai juga aku di daerah Girimukti. Namun aku masih harus melewati jalur “gila” untuk menuju lokasi pemasangan tiang lisrik. Kenapa ku bilang gila ? jalur ini mempunyai elevasi yang curam. Hampir tidak pernah turun, naik terus. Jalan sendiri berupa bebatuan kecil yang tidak rata, sehingga memungkinkan tergelincir. Tidak jarang mobil yang kutumpangi selip. Selain itu rasanya mobil ini goyang terus, tidak membayangkan kalo suspensi mobilnya jelek. Ditambah lagi hanya cukup untuk satu kendaraan.
Akhirnya sampai juga di lokasi titik awal pemancangan tiang listrik. Sebelum memulai pemeriksaan rekan kerjaku berkoordinasi terlebih dahulu dengan pemuka desa untuk membantu pengecekan.
Tibalah saatnya pengecekan. Kewajibanku mengecek posisi dan konstruksi tiang sesuai dengan map pada kontrak kerja. Perjalanan harus ditempuh dengan jalan kaki karena jalurnya tidak ditepi jalan seperti biasanya, tapi melintasi sawah, bukit dan lembah. Sebenarnya jarak yang ditempuh hanya sekitar 3 km. Tapi karena naik turun membuatku capek ( walaupun sudah cukup terbiasa naik gunung ). Oiya dalam perjalanan aku sering ketemu anak sekolah yang berjalan dengan menjinjing sepatunya, mungkin mereka saya dengan sepatu mereka, biar ga cepet rusak.
Ada beberapa hal yang kuperhatikan saat menjalankan tugas. Salah satunya lokasi rumah satu dengan yang lain saling berjauhan, hampir sekitar 50 meter sekali baru ditemukan rumah. Setiap rumah hanya dihubungkan jalan setapak tanah ( beberapa sudah disemen ). Konstruksi rumahnya dari kayu dan bergaya rumah panggung dimana masing-masing mempunya kolam ikan. Kolam ikan ini menjadi pembuangan akhir mereka. Jadi tahukan makanan ikan mereka apa ? :P.
Pengecekan selesai saat maghrib. Benar-benar gelap sekali hanya ada lampu minyak saja. Di rumah pemuka desa , telah dihidangkan makan malam, tentu saja dengan lauk ikan. Karena ingat kolam tadi aku hanya makan lauk krupuk dan tempe :P. Tapi suasana kekeluargaan yang kental aku rasakan di sini.
Pukul 19:00, aku pulang ke Garut. Jemputan sudah datang. Aku melewati rute yang berbeda dengan yang pagi karena daerah tempat aku makan malam terpisah lembah yang besar. Karena itu kendaraan harus memutar dan memakan waktu yang sangat lama.
Aku sampai di Garut tepat pukul 01:00 dini hari. Sangat melelahkan, tapi untung besok libur.
Di Ciamis ada juga nama Desa Girimukti, tetapi listrik/PLN sudah lama masuk (walau sering mati) dan akses jalan sudah lumayan Ok, malah sekarang sedang giat-giatnya membangun memanfaatkan berbagai bantuan dari “Pusat”.