Meniti Puing – puing Kejayaan Angkor Kuno : Sisi Timur Angkor


Perjalanan pun dimulai selepas melewati pemeriksaan karcis. Hari yang paling ditunggu dalam rangkaian perjalanan 4 negara Vietnam – Kamboja – Thailand – Laos, Angkor Wat.

Menyusuri jalanan sepi dimana kanan kiri adalah hutan, bersama Mr, Mom kami mulai meniti sisa – sisa kejayaan Angkor.  Meski kami hanya punya waktu satu hari kami nekat memilih Big Circle dalam tour ini.

Big Circle ? yup ini adalah istilah untuk rute tour di Angkor. Ada 2 macam Big dan Small, bedanya hanyalah jauhnya lintasan yang kan kita tempuh dan banyaknya Wat yang bisa kita kunjungi. Selain dua pilihan itu ada juga penawaran 1 day, 3 days dan  & 7 days visit. Karena kami masih level traveler bukan explorer maka kami memilih 1 day visit. Andai  saja banyak luang mungkin kami akan memilih 3 days visit, ga lagi pake Tuk tuk tapi naik sepeda, seperti yang kami liat saat mulai memasuki kawasan Angkor, dua sejoli bule sedang asyik bersepeda ria. Asyiikk……

Hampir 3 km dari gerbang baru terlihat bangunan candi pertama ( dikemudian waktu baru tahu kalo itu adalah Angkor Wat ). Tuk tuk masih melaju saja mengikuti jalanan yang suasananya lebih mirip jalan desa – desa yang jauh dari perkotaan. Tujuan pertama kami adalah Banteay Kdei.

Ternyata hamper sama dengan di Indonesia, begitu berhenti para pedagang asongan langsung mengkerubuti kami. “ Where do you come from , Sir “, It’s Cheap “, “ Hi, Mr. handsome from Indonesia “ Celoteh anak – anak  kecil menawarkan jualannya membuat cerahnya hari semakin berwarna. Eksotik …

Kami berlalu saja memasuki komplek Banteay Kdei.  Bergaya bangunan Bayon. Bagaimana aku tahu ? kalau ada waktu akan kita bahas. Menurut buku yang pernah kubaca, objek ini termasuk kecil dibandingkan dengan yang lain. Dibangun pada masa Jayavarman VII dengan Gerbang face-tower . Bangunan utamanya cukup besar, belum pernah aku temui di Indonesia. Meski banyak reruntuhan tapi masih terlihat bentuknya. Terlihat beberapa “diikat” dengan tali tambang putih. Bikin kawatir juga…

Sekitar 30 menit kami menjelajahi komplek ini, sebelum melanjutkan perjalanan kami mampir dulu ke Srah Srang berhadapan langsung dengan gerbang timur. Tinggal nyebarng jalan saja.

This slideshow requires JavaScript.

Srah Srang adalah semacam teras peristirahatan yang di depannya terdapat danau kecil (disebut kolam terlalu luas, kurang lebih 7,5 ha ). Secara etimologi berarti “ royal bath”, namun diyakini bahwa danau ini diperuntukkan untuk kesejahteraan semua makhluk kecuali gajah, entah kenapa. Buat berendam kali.

Kami tak lama di sini. Setelah membeli buku Angkor Ancient Guide Book (seharga USD 2 … murah banget) dari seorang dara kecil yang ga lelah mengejar kami, kami melanjutkan perjalanan ke objek selanjutnya Ta Prohm.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s