Lajur Kiri vs Lajur Kanan (SMT vs VLK)
Secara tidak disengaja, perjalanan backpacker saya bersama teman2 ternyata mengunjungi negara yang memberlakukan aturan transportasi jalan raya yang sama. Katakan saja saat kami backpacking ke SMT (Singapura-Malaysia-Thailand), ketiga negara tersebut memberlakukan aturan jalan di “Lajur Kiri” seperti di Indonesia. Sedangkan saat backpacker ke VLK (Vietnam-Laos-Kamboja), ketiga negara tersebut memberlakukan aturan “Lajur Kanan”. Peraturan tersebut sebenarnya berlaku sesuai dengan Negara Penjajah mereka. Negara Eropa selain Inggris memberlakukan aturan “Lajur Kanan”, oleh karena Vietnam, Laos dan Kamboja bukan jajahanya Inggris maka mereka mengikuti aturan Lajur Kanan. Sedangkan Malaysia dan Singapura adalah jajahan Inggris, dan memberlakukan Lajur Kiri. Sedangkan Thailand tidak pernah dijajah, mungkin kebijakan negara tersebut mengadopsi aturan lajur kiri. Yang paling spesial adalah negara kita . Indonesia adalah negara jajahan Belanda selama 350 tahun, tetapi pada kenyataanya menggunakan “Lajur Kiri” sebagai regulasinya padahal Belanda sendiri menggunakan Lajur Kanan di negaranya sendiri. jadi memang benar kata peribahasa lama, “Murid tidak selamanya patuh sama Guru” pantas untuk Indonesia.
Pelajaran ke-1 : Menyeberang Jalan
Dengan aturan yang berbeda itulah, kadangkala kami bingung saat menyeberang jalan. Biasanya di Indonesia nyeberang jalan selalu monengok ke “Kanan” terlebih dahulu, sekarang kami harus segera membiasakan untuk menengok ke “Kiri” dahulu. Tidak jarang kami saling menegor satu sama lai kalau kami salah menoleh.
” Hoi…..noleho ngiwo coy…!! ” (Hoi …nengok ke kiri coy…!!), teriak teman saya …
” Oh iyoo….lali coy….”, (oh iya….lupa coy..)
Keluar dari bandara Saigon-Vietnam, kami naik taksi menuju Guest House kami di pusat kota Ho Chi Minh City. Saat itulah pertama kali kami berkenalan dengan Lajur Kanan.
Pelajaran ke-2 : Naik Bus
Jika kita berada di indonesia, kita akan terbiasa nyetop angkutan umum di sebelah kiri jalan, karena pintunya berada di sebelah kiri. Saat di Saigon saya sempat lupa dengan aturan baru yang harus saya terima dengan cepat. Pagi itu kami Check-out dari Hostel untuk melanjutkan perjalanan ke Pnom Penh. Kami dijemput dengan sebuah Van yang akan mengantar kami ke Pull dari Bus yang akan membawa kami ke Pnom Penh. Sesampainya di pul bus, barang2 bawaan kami dimasukkan ke bagasi bus yang berada di lambung bus sebelah kiri. Terus kernetnya mempersilahkan kami untuk masuk ke Bus. Apa yang terjadi, saya menuju bagian sebelah kiri bus dan hasinya “Ketipu” kerena di sebelah kiri tidak ada pintu masuknya hahaha…..
” Hoi….mlebune ko sebelah kanan coy” (Hoi…masuknya dari sebelah kanan coy) , teriak teman saya lagi . ..
“Hahaha….sory2, jangkrik kliru maneh” (Hahah….sori, keliru lagi ), ucapku mengeluh….
Pelajaran ke -3 : Naik taksi ” Setir Kanan “
Mungkin inilah pelajaran yang paling berat bagi saya selama berada di negara “kidal”. Waktu itu saya bersama teman2 hendak melanjutkan perjalanan darat dari Siem Reap-Kamboja ke Bangkok melalui jalur darat. Sesuai petunjuk yang ada di buku, kami disarankan menggunakan jasa Taksi menuju Border Poipet. Kami order taksi ke Poipet sehari sebelumnya, keesokan harinya Taksi menjemput kami di depan Hostel tempat kami menginap 2 malam. Selesai check-out, kami bergegas masuk ke taksi. Semua barang bawaaan kami sudah dimasukkan ke bagasi taksi tersebut oleh pelayan Hostel. Ketiga teman saya juga sudah ambil posisi di bagian tengah taksi, tanpa ada yang memilih kursi depan dekan sopir. Tinggal tersisa tempat itu, apa boleh buat saya harus menerima duduk didekat sopir. Begitu membuka pintu sebelah kanan Taksi, saya kaget ternyata “setir” mobilnya berada di sebelah kanan.
“Lho…ini taksinya yang salah atau aku yang salah ya?”, pikirku sambil bergumam . . .
Sambil terus berfikir saya pun beranjak membuka pintu taksi di sebelah kiri, masuk dan duduk manis disitu. Saya mencoba bertanya ke Sopir apakah memang benar taksi ini sopirnya berada di sebelah kanan, dan ternyata memang taksi ini tidak standart. Berfikir sejenak, berarti saya berada di sisi tengah jalan raya dan sopir berada di sisi pinggir kanan jalan raya saat berjalan nanti. Dan memang benar begitu, secara kamboja adalah negara yang memiliki regulasi “Lajur Kanan”, tidak semua mobil mengikuti standar regulasi tersebut. Bahkan saya juga sempat melihat beberapa mobil yang sopirnya di sebelah kanan dan berjalan di sebelah kanan juga. Hmm….satu hal yang saya khawatirkan adalah “Bagaimana cara sopir mengemudi dengan aman jika berusaha mendahului mobil dari sebelah kiri, secara dia berada di sebelah kanan”. Ketakutanku akhirnya terjawab sudah, mobil melaju dengan kencangnya di jalan raya Siem Reap – Poipet yang lebar dan cukup bagus aspalnya.
Taksi melaju dengan cepat di ajlan raya yang lurus dan lumayan sepi tersebut. Perasaan saya masih tenang tanpa kekhawatiran apapun. Sedangkan ketiga teman kami yang di belakang semuanya pada “ngorok” dengan pulasnya.
“Hmm….kalau sampai mobil ini salah perhitungan mendahului, dan terjadi tabrakan. Tidak salah lagi, saya sendiri yang akan mati duluan karena saya berada di depan sebelah kiri (tengah jalan)”, Dalam hati saya bicara….
Karena jalan yang lurus dan membosankan, saya melihat sopir taksinya mengantuk pula. Gubrak, bahaya niy kalau sampai terjadi apa2 dan perasaan saya semakin tidak karuan. Saya juga berusaha ngobrol dengan sopir taksi, tetapi sepertinya beliau tidak seberapa suka diajak ngobrol. Saya coba keluarkan permen dan menawarkan kepadanya, suapaya dia tidak mengantuk. Untuk menghilangkan rasa “paranoid” yang semakin besar dalam diri saya, saya mencoba mencairkan suasana degan menyetel musik dari hp saya dan saya keraskan suaranya sambil saya ikut bernyanyi-nyanyi. Dengan perpaduan lagu dan nyanyian saya yang keras, akhirnya sopir taksipun tidak lagi kelihatan mengantuk. Mungkin tidurnya terganggu dengan kelakuan saya, sedikit lega perasaan saya. Semakin jauh berjalan, kepadatan jalan raya semakin bertambah. karena saya takut terjadi tabrakan, saya mencoba membantu menjadi navigatornya saat akan mendahului mobil di depan kami.
“Don’t……”, sambil mengarahkan telapak tangan saya ke dia …..pertanda jangan mendahului sekarang
“OK….”, sambil mengayunkan tangan kanan saya kedepan…..pertanda silahkan mendahului sekarang
Ternyata sedikit banyak keadaan semakin membaik karena kerjasama antara saya dan sopir taksi tersebut, dan lagu OST perjalanan kami pun terus mendayu dayu. Dan sampai saat ini, setiap saya mendengarkan lagi yang saya putar saat itu, saya selalu teringat saat2 indah saya melewatkan perjalanan panjang dengan sahabat2 terbaik saya.
Berikut adalah daftar lagu yang mengiringi perjalanan kami, dan kami jadikan Soundtrack of Our Journey
OST Our Journey:
1. Air Supply : Goodbye
2. Air Supply : Here I Am
3. Air Supply : I Can Wait Forever
4. Air Supply : Lonely is the Night
5. Air Supply : Making Love Out Out of Nothing t All
6. Air Supply : Can’t Let Go
7. Air Supply : All out of love
8. Air Supply : Even The Nights Are Better
9. Air Supply : Chances
10. Nidji : Laskar Pelangi
11. Ipang : Sahabat Kecil
12. Gigi : Sang Pemimpi
Cerita Aslinya bisa di lihat disini : http://mantostrip.wordpress.com/2010/01/08/siaga-1-lajur-kiri-vs-lajur-kanan/
Cerita backpacking yang menarik .. penuh intrik dan emosi .. hehe .. good posting bro !
Thanks bro….