Ada sebuah bangunan yang mempunyai hubungan sejarah dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Bangunan ini berdiri di sebelah utara Keraton, sebelah selatan Pasar Beringharjo dan sebelah timur istana kepresidenan-Gedung Agung. Namanya Benteng Vredeburg. Sebuah benteng yang baru kuketahui nama dan keberadaanya setelah berumur 26 tahun, sangat memalukan :p.
Setelah sarapan Soto Pak Gareng samping hotel Tugu Jogja, bersama Gondez dan Miss G (?), aku naik Trans Jogja arah Keraton dan turun di halte depan benteng. Sangat mudah. Dari sini terlihat Pagelaran Keraton dan istana kepresidenan. Saat itu masih sepi, maklum masih jam 9 pagi. Tapi saat masuk ternyata sudah banyak rombongan dari suatu perusahaan yang sedang outbond.
Benteng Vredeburg di dominasi oleh ruangan yang berisi diorama. Tema-tema diorama bermacam-macam, ada pertempuran, pergerakan nasional dan lain-lain. Tidak mengherankan ketika masuk ruangannnya minim cahaya.
Nama asli benteng ini adalah Rustenberg yang berarti benteng peristirahatan. Setelah kejadian gempa di tahun 1867 benteng ini berganti nama Vredeburg yang berarti benteng perdamaian, karena dalam masa itu pihak VOC dan Kesultanan tidak saling menyerang. Benteng ini dibangun atas izin Sultan HB I pada tahun 1760, namun pada tahun 1765 benteng ini disempurnakan menjadi benteng pertahanan VOC. Secara yuridis benteng ini milik kesultanan, namun secara de facto milik VOC. Seperti halnya benteng Vastenburg di dekat Keraton Surakarta, benteng Vredeburg juga digunakan VOC untuk “memata-matai” pergerakan militer kesultanan Yogyakarta dan juga sebagai “pelindung” kantor residen yang berada di seberang benteng.
Benteng ini berbentuk menyerupai bujur sangkar dimana setiap sudutnya dibuat lebih menjorok. Di setiap sudutnya terdapat bangunan penjagaan yang disebut seleka atau bastion. Di sebelah selatan pintu masuk terdapat bangunan tinggi yang dahulu merupakan barak pasukan. Posisi benteng ini berjarak satu tembakan meriam dari Keraton, terlihat dari posisi pondasi meriam yang menghadap selatan. Bangunan di dalam benteng dipugar sesuai bangunan asli.
Walaupun secara yuridis milik Keraton, namun secara de facto pihak kesultanan tidak pernah menggunakan benteng ini untuk kepentingan keratin. Secara garis besar inilah fungsi Benteng Vredeburg di berbagai masa :
- Benteng pertahanan VOC ( 1765 – 1799 )
- Markas pertahanan Bataafsche Republik /Pemerintah Belanda ( 1799 – 1942 )
- Markas Kempeitei – Jepang ( 1942 – 1945 )
- Rumah tahanan, Gudang Mesiu, Rumah sakit (perang kemerdekaan )
Benteng ini berhubungan erat dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Karena merupakan salah satu bangunan yang menjadi sasaran serangan. Tidak mengherankan di sebelah barat daya terdapat monument serangan umum 1 maret.
Meski pernah diusulkan sebagai pusat kebudayaan oleh Ki Hajar Dewantara, benteng ini baru resmi sebagai cagar budaya pada 9 Agustus 1980 oleh Sultan HB IX.
Kondisi Benteng Vredeburg yang terawat ini sangat jauh dengan kondisi “saudara”nya di Solo, Benteng Vaatenburg yang terbengkalai tidak terawatt dimakan zaman.
Foto dari :
- Natalia Susan
- Son Suwargono
one of creepiest museum i’ve ever visited…
pas itu hawanya lg gak kondusif kali ya? *sigh, entahlah
eniwei, nice share om ^^
Thanks tante udah mau mampir 🙂
saia kan pembaca setia :blushing:
nggg…inih btw ga bisa pilih display image bwt ninggal komen?
jadi berasa hulk saia liat image d komen sblmnya…muka ijo2 keracunan gtuh 😀