Dieng, sebuah dataran tinggi di sebelah barat megahnya sang kembar Sindoro – Sumbing. Di zaman perjuangan mempertahankan kemrdekaan Jendral Sudirman menjadikan salah satu rute taktik gerilyanya. Dieng adalah sebuah kaldera raksasa dimana dibawahnya tungku magma bagai api dalam sekam. Geliat aktivitas vulkaniknya berbahaya bagi penduduk yang tinggal di sana. Namun begitu juga menjadi berkah bila dimanfaatkan untuk kemaslahatan negeri.
Kawah – kawah aktif bertebaran di atas dataran ini. Beberapa sudah menjadi telaga dengan warna hijau khas karena adanya unsur belerang, seperti Telaga Warna. Sumber air panas yang ada seakan tercipta untuk mengimbangi dinginnya atmosfer dataran ini. Di bulan Juni – Agustus temperature daerah ini bisa turun sampai 0o. tak jarang di saat pagi hari embunpun membeku.
Nama Dieng diyakini dari kata “ Di Hyang “ yang berarti tempat para dewa. Di sini bisa dijumpai beberapa candi Hindu. Ada yang terpisah ada pula yang terkumpul satu komplek. Nama – nama candi diambil dari nama – nama tokoh pewayangan seperti Gatotkaca, Bima, Srikandi dll.
Ada gadis kecil berjalan anggun
Meniti ceria diantara jemari dingin
Hatinya bernyanyi lirih syahdu
Tentang damai dan mimpi
Para dewa gelisah,para raja resah
Namun cintanya begitu hangat
Namun rindunya begitu nyaman
Memeluk jiwa jiwa berantakan
Di puncak Sikunir mentari telah menyapa
Menjemput senyuman indah sang gadis
Aku pun terus bertanya tak terucap
Kepada siapa akhirnya dimiliki
Dan gadis kecil itu masih bernyanyi, menari dan tersenyum
Catt:
- Dari Yogyakarta naik travel Jogja – Wonosobo, turun di alun – alun Wonosobo
- Dari alun – alun Wonosobo naik bis ke Dieng, perjalanan sekitar setengah jam
kapan anda kesananya pak?
2011 Pak, abis dari Jogja