Jalan2 di Djogja (7 – 8 – 9 maret 2009)
Kali ini rekan2 yang tergabung dalam Elits-41 mengadakan hajatan ringan untuk sekedar jalan2 ke kota budaya di Indonesia yaitu Yogyakarta atau lebih terkenal dengan sebutan Djogja. Djogja terkenal dengan eksotisme budayanya yang banyak memikat wisatawan lokal maupun manca negara. Dengan beragam wisata Budaya, Keraton, Candi, dan Pantai nya tidak diragukan lagi jika setiap akhir pekan ataupun libur panjang banyak anak muda yang meluangkan waktu untuk sekedar jalan2 di kota ini. Selain mendapatkan sebutan kota budaya, Djogja juga di juluki sebagai kota Pelajar dikarenakan kota Djogja banyak memiliki Universitas maupun Sekolah Tinggi baik negeri maupun swasta. Wajar jika Djogja memiliki kesan sebagai kotanya anak muda, yang kebanyakan adalah mahasiswa dan pelajar.
Diatas adalah sekilas tentang Djogja, selanjutnya akan saya ulas dalam serangkaian perjalanan saya dan teman2 di kota Gudeg ini. Peserta dari Perjalanan ini adalah 6 orang, 5 orang berangkat dari Bekasi (Aku”mantos”, Edo, Hadist, Edo, Ervan, dan Son) 1 Orang (Agus) stay di Magelang. Sehubungan dengan Long-weekend dan hajatan Maulud Nabi Muhammad SAW yang merupakan hajatan besar bagi masyarakat di Jawa Tengah khususnya Keraton yogyakarta yang mengadakan Grebeg tumpeng, tiket kereta api dari Bekasi – Yogyakarta ludes tak tersisa sejak H-28 hari (Benar2 gilaaa….). Gak tau yang salah saya tidak beli pada pembukaan tiket pertama di H-30 atau memang Pihak PT KAI yang tidak melakukan perbaikan pada sistem perkereta apian Indonesia (Mudah2an Pak Presiden membaca tulisan ini…Gak mungkin…:D).
H-1 hari ( Menjelang keberangkatan dari bekasi – jogja)
Tiket kereta api tidak ada di Tangan, akhirnya kita sepakat untuk membuat Plan A dan Plan B. Dengan dua Plan tersebut kita sangat yakin kalau semuanya akan lancar.
PLAN A : Membeli Tiket berdiri Senja Utama Solo ( berhenti di Bekasi ), Aku dan Ervan ke Stasiun Pasar Senen untuk membeli Tiket di Hari-H dan sekaligus naik dari St.Pasar Senen, Son & Edo menunggu di Bekasi sampai Kereta Api berhenti di Bekasi.
PLAN B: Jika Tiket kereta Api tidak dapat atau tidak dapat masuk ke dalam kereta karena kereta penuh, kita langsung bertolak ke pangkalan Bus Sinar Jaya di Cibitung.
Hari H ( Perjuangan Pertama )
Di hari H Aku dan Ervan mencoba untuk berjuang demi teman2 yang lainya (sok pahlawan :), dengan segala bujuk rayu canda tawa kami berhasil meloloskan diri dari jerat mesin perusahaan yang begitu keras di telinga (berlebihan…) Puku 2 Siang habis jum’atan Aku dan Ervan pulang ke Kost naik K-45 dari Lemah Abang. Di Pesawat K-45 yang begitu panasnya dan full body contact (huuu…puanaasss banget) kami mencoba bertahan dan hasilnya sampai Kost jam 3 sore. Tidak berfikir panjang kami segera meluncur ke stasiun Bekasi menggunakan Koasi 05A. Sepuluh menit perjalanan kami sampai di Stasiun Bekasi. Di sana kita segera menuju ke bagian reservasi kereta api, belum sempet saya memesan tiket kami sudah tercengan melihat tulisan dikaca depan loket ” Komputer Rusak, Pemesanan kereta api Offline” (Jian…….). Emosi pun meledak-ledak dar der dor…(kaya petasan saja). mkn ini tantangan pertama kami, tidak berfikir panjang kami langsung menuju loket pembelian tiket KRL yang tidak jauh dari situ. Pesen tiket KRL Ekonomi seharga 5000 rupiah/penumpang Jurusan pasar Senen, sialnya lagi pemberangkatan jam 4.30 (busyeett…masih lama jeeh). Sambil menunggu KRL lewat kami mondar mandir kaya orang gila (emang benar2 gila kalee…:D). Tiba2 dari kejauhan terdengar suara kereta api dari arah Timur, loudspeaker pun berkumandang (kaya adzan aja..) memberitahukan kalau kereta api fajar Utama Jogja akan melewati jalur 1. Yesssssss………….Langsung aja aku samperin si Ervan untuk naik kereta ini (Tiket KRL keretanya Fajar Utama Jogja…gk ngurus), lumayan lah selisih waktu setengah jam dari KRL. Perjalanan sekitar 45 menit sampai di stasiun Ps Senen jam 5 sore. Tak pikir panjanga bergegas ke Loket Penjualan Tiket Kereta Senja Utama Solo, berharap masih ada tket duduk. Terlihat antrian lengang, tapi ternyata Tiket Duduk juga sudah Habis…(Busyeeeettt…), Akhirnya beli juga tiket kereta berdiri seharga 110ribu (sama dengan tiket duduk, gak logis….). Pesan tiket 5 lembar, habis dah uangku 560 ribu di rampas oleh PT KAI. Sedikit Lega sudah dapat tiket, saking senengnya ervan langsung ngajak makan soto Lamonga (Gk ada rasa lamonganya sama sekali..PALSUUU). Sambil menunggu Hadis dan Kereta berangkat jam 8.20 malam, kami meluangkan waktu untuk jalan2 ke Plaza Atrium Senen..( Maklum anak Mal jeeh..:P). Jam 7 balik ke Stasiun, ketemu sama Hadis……singkat cerita Nunggu Kereta datang, Kita langsung masuk dan ke tengah Gerbong siap2 duduk pake kertas Koran. Di tempat lain (St Bekasi ) Son dan Edo sudaha menunggu Kereta yang kami tumpangi Lewat. Kereta sampai St Jatinegara berhenti menaikkan penumpang lagi, Busyeeeettttttttt………….Ratusan orang naik sampai Gerbong benar2 penuh penumpang, yang tadinya kami duduk sekarang sudah benar2 berdiri (Modar aku…). Aku hubungi Edo, Plan A harus tetap berjalan kita harus berangkat bareng menggunakan Kereta.Sampai di stasiun Bekasi aku serahkan tiket Kereta Edo dan Son lewat jendela karena bener2 sudah tidak bisa gerak lagi ke Pintu. Berharap mereka bisa naik ke Pintu Gerbong lainya. Dan ternyataa………….semua pintu Gerbong kereta tidak ada yang terbuka, dan mereka sama sekali tidak ada yang ke angkut kereta. EMosi berlebihan…(Misuhi wong sak gerbong…janc…), akhirnya kita berpisah sampai disini. Edo dan Son terpaksa menjalankan Plan B.
Kereta berjalan….berbagai posisi tidur kami lewati (mulai dari tidur duduk nyelempit, duduk di sandaran tangan, dan berdiri), kata ervan tidurnya Diskrit karena cuman beberapa detik bangun lagi hahaha….Sekitar 10 Jam kami lalui penderitaan ini dengan canda, tawa, pisuhan, dan penyesalan. Jam 7 pagi kereta sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta..(Duuuh…senangnya hatiku), Tak sabar nguyuh, lungguh, raup….dll. Setelah bersih2 muka, kami langsung cari sarapan di belakang St Tugu. Soto angkringan Khas Jogja, Jan…..Mantaaaaaaaaaaaaaaaaaab coy, sambi ngeteh anget mangan gorengan dan rokok-an serasa capek, kesal, dan suntuk semalaman hilang semuanya. Kenyang coy….saatnya Chek-in Hotel, males tawar menawar dengan tukang Becak & Taksi gadungan, akhirnya kami memutuskan naik Taksi Beneran. cuman 28ribu sampai di Metro Guest Hotel. Check-In sehari, bayar sebesar 160ribu untuk 2 kamar. Sampai kamar mandi terus tidurrr………..bangun2 jam 11 siang. Lumayan rasa capek dan ngantuk sudah berkurang. Gk ada kabar berita dari Son dan edo (Gk tau dimana…kan udah besar :P)., akhirnya kami memutuskan untuk jalan2 ke Candi Prambanan.
Ke Candi prambanan dari Jalan Prangtritis naik Bis Mini jurusan Bantul turun di terminal Giwangan, oper Bus Jogja-Solo langsung turun di Depan pintu Masuk Candi Prambanan. Langsung saja ke Loket pembelian tiket, 15.000 rupiah per/pengunjung ditambah tiket kamera 1000 rupiah. Masuk Candi jam 2 sore dalam kondisi hujan rintik2, daripada kamera dan pakaian basah kami menyewa Payung dengan harga 2500 ribu per Payung. Candi yang dikunjungi ada 4 Buah, yaitu Candi Prambanan, Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan candi Sewu. Capek jalan2 perut juga keroncongan, kami duduk sejenak sambil menikmati Pecel Khas Prambanan (Khas Klaten), Lumayan nikmat buat ganjal perut. Ada kabar dari Son dan Edo bahwa mereka masih di perjalanan dari Semarang ke Solo. Candi tutup Jam 4.30 sore dan Harus keluar Candi jam 6 sore. Akhirnya kami memutuskan untuk Pulang ke Jogja, kali ini kami memanfaatkan Alat Transportasi baru yang Lumayan murah dan nyaman yaitu Bus Trans Jogja ( Busway nya Jogja). Hanya dengan merogoh kocek 3000 rupiah, kita bisa keliling Jogja sepuasnya. Sistemnya sama dengan Busway Jakarta cuman armadanya sedikit dan tidak memakai jalan khusus. Pelayanan lumayan ramah, khas orang jawa tengah yang lemah lembut. Kami memutuskan untuk langsung ke Kota, yaitu ke Malioboro. Menikmati sejenak jalanan malioboro dengan segala pernak penik dan keraimaianya di malam hari, laper juga jalan2 bertiga kaya orang ilang. Tak lama jalan2 datang kabar dari Son dan Edo bahwa dia sudah nyampai di dekat hotel, akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke Hotel menyambut kedatangan 2 pejuang dari Bekasi tersebut.
Dok..dok..dok…Kami mengetok pintu kamar hotel, dan mereka berdua sudah berada di dalam kamar yang sedang asyik berduaaan ( hahaha…koyo wong pacaran wae). Walaupun tadinya kita sempat berselisih, kesal marah emosi, tapi sekarang kita bertemu dalam suasana yang ceria. canda tawa gurauan dan makian mencairkan suasana haru ini….(berlenbihan). Sampai disini kami mulai begabung kembali, dan merencanakan perjalanan hari esok yang menyenangkan.
Bersambung di …. >> Yogyakarta 2