Suatu Malam di Semarang


Nunggu Es Krim

Untuk kedua kalinya (27 Nopember 2008) aku berkunjung di salah satu kota yang dilewati Jalan Pos Daendels yang sedang berkembang dan juga merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah,  yaitu Semarang. Pertama kali ke Semarang aku masih duduk di SD jadi tidak terlalu ingat. Dan ketika  diklat selesai, aku bersama rekan kantor memutuskan jalan-jalan di pusat kota Semarang.

Sebagaimana kota-kota di Pulau Jawa, Kota Semarang juga mempunyai Alun-alun yang disisinya terdapat kantor pusat pemerintahan, masjid dan pusat belanja.  Alun-alun kota yang terkenal dengan buah tangannya bandeng presto ini sering disebut Simpang Lima.  Simpang Lima bisa dikatakan sebagai ikon kota ini. Di malam itu aku melihat banyak warga sedang nongkrong menikmati Sego Kucing di sebuah kedai di sekitar Simpang Lima Plaza, sebelah timur Simpang Lima.

Kulanjutkan jalan-jalanku menyeberangi jalan menuju Alun-alun Simpang Lima. Alun-alun yang ada sejak pemerintahan Adipati Semarang  (Ki Ageng Pandanaran) ini berada di persimpangan Jl. A. Yani, Jl. Gajahmada, Jl. KH. Ahmad Dahlan, Jl. Pahlawan dan Jl. Pandanaran.  Hotel Ciputra terlihat mantap dengan lampu-lampunya di sebelah utara. Di sini aku juga melihat beberapa warga sedang menikmati malam. Aku kembali berjalan ke arah barat sekalian mencari Nasi Pecel.

Seperti Alun-alun pada umumnya, di sebelah barat berdiri masjid, Masjid Baiturrahman. Sayang karena sudah lewat waktu Isya, masjid itu sudah ditutup. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatianku……hmm sebuah kedai Nasi Pecel, langsung saja aku samperin itu kedai. Selain menjual Nasi Pecel, Tenda Mbak Sri Simpang 5 ini juga menjual nasi ayam, sate usus ayam, telur puyuh dan masih banyak lagi yang lain. Aku pun memesan sepiring nasi pecel dan teh manis hangat. Sangat nikmat walaupun biasanya aku ga suka makan yang segalanya tidak panas (hangat). Mungkin karena sudah terlalu kangen makan masakan Jawa di suasana Jawa pula, apalagi dengan harga yang sangat murah.

Malam sudah makin larut, aku pun harus kembali ke tempat diklat. Sebelum kembali, rekan-rekan diklatku mengajak makan es krim di Linds Face, Jl.Letjend  MT. Haryono. Bagiku adalah pertama kali mendatangi suatu cafe yang menu andalannya adalah es krim dan walaupun tidak hobi makan es krim, kali dibelikan mau-mau saja :P. Dari sisi desain interior , cafe ini lumayan nyaman untuk cangkruk bersama teman sambil membicarakan sesuatu yang penting hingga sesuatu yang sama sekali tidak penting :D. Dengan penataan lampu yang temaram membuat cafe ini cocok untuk beromantika cinta atau sekedar melepaskan beban kerja dengan dingin dan manisnya es krim. Ok saatnya kembali untuk istirahat sebelum menerima materi diklat lagi…………..

Ki Ageng Pandanaran

3 thoughts on “Suatu Malam di Semarang

    • Anu …….Mrs. Prabowo saya lupa kalo ibu ada di Semarang. Lagian saya saya takut ntar ditembak ma Letjend Prabowo kalo mampir kerumah ibu tanpa izin rekomendasi dari Pangdam IV Diponegoro

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s