- Sepeda Kayuh
- Sepeda Kayuh
Vientiane (24-25 Desember 2009)
Belum lama ini nama Vientiane Laos serig menghiasi media cetak dan pemberitaan di media televisi swasta Indonesia. Tidak salah lagi karena pada tanggal belum lama ini diselenggarakan moment akbar pagelaran olahraga se ASEAN yaitu Sea Games ke-25 yang berlangsung di ibukota Laos tersebut. Sea Games yang berlangsung 07-18 Desember 2009 tersebut juga banyak memberikan andil yang besar untuk menarik wisatawan mancanegara ke Laos. Vientiane adalah ibu kota Laos yang terletak di Lembah Mekong. Vientiane merupakan bagian dari prefektur Vientiane (kampheng nakhon Vientiane) dan terletak di perbatasan dengan Thailand. Penduduknya pada tahun 2005 diperkirakan berjumlah 723.000 jiwa. Vientiane tereltak pada 17°58′ LU, 102°36′ BT (17.9667, 102.6).
Pejalanan Menuju Viantiane
Untuk menuju ke Vientiane, kita dapat menempuh jalur udara menggunakan pesawat dari Bangkok , Hanoi, tau dari Kuala Lumpur. Untuk jalur darat paling mudah ditempuh dari thailand melalui border Friendship Bridge menggunakan Bus atau kereta Api.Dari Bangkok kita dapat naik kereta melalui jalur Norteastern Line menuju kota Nong Khai. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 10 jam. Sampai di stasiun Nong Khai anda bisa jalan kaki menuju Bus Station yang berjarak kurang lebih 1km dari Staisun Nong Khai. Dari terminal kita bisa naik Bus ke Border kurang lebih yang jaraknya cukup dekat, hanya sekitar 10 menit perjalanan. Selain menggunakan jasa bus, kita bisa naik Kereta Api dari Staisun Nong Khai menuju Laos dengan jadwal keberangkatan yang sudah fix. Untuk masuk ke Laos diperlukan Visa on Arrival sebesar 20$ ditambah iuran untuk maintenance Friendship Bridge sebesar 1$.
Mengayuh Sepeda keliling Vientiane
Vientiane merupakan Ibukota yang cantik dan nyaman untuk disinggahi. Walaupun luasnya tidak lebih besar dari kota Solo, tapi dengan setuhan tata kota bergaya Prancis membuat kota ini terasa menawan. Sentuhan tata kota yang merupakan peninggalan Imperialis Prancis sangat khas mengukir wajah kota tersebut. Banyak sekali bar dan kafe serta bangunan yang khas Prancis. Penamaan jalan pun ada unsur dari bahasa Prancis, yang sering di jumpai dengan kata “Rue” yang artinya jalan. Hostel di vientiane juga cukup murah, mengingat Laos merupakan negara termiskin di Asia Tenggara untuk saat ini. Mata uang Laos adalah “Kiip”, diaman nilai t ukar terhadap dolar kurang lebih 1$ = 8000 kiip. Karena perekonomianya masih tergantung oleh negara tetangganya Thailand, maka mata uang Baht pun berlaku sebagai alat pembayaran yang Sah disini. Jadi ada tiga mata uang yang sah sebagai alat pembayaran sehari hari, yaitu Dolar Amerika, Kiip Laos, dan Baht Thailand. Mulai dari warung pinggir jalan sampai restoran berkelas akan menerima alat pembayaran dalam bentuk ketiga mata uang tersebut, hebat bukan :). Kali ini saya ingin berkeliling kota Vientiane yang mungil tersebut menggunakan Sepeda Kayuh atau Sepeda Pancal. Banyak sekali persewaan Sepeda kayuh bagi wisatawan asing disana. Satu sepedakayuh uang sewanya 10.000 kiip untuk 24 jam sewa, dengan jaminan sebuah Passport. Waktu itu kami ber-4, jadi kami menyewa 4 buah sepeda kayuh dengan jaminan sebuah Passport saya. Dengan modal sepeda kayuh tersebut, kita dapat keliling kota Vientiane seharian tanpa capek. Dengan sepeda kayuh pula kita akan aman dari tindakan melanggar rambu2 lalu lintas, karena tidak jarang saya melanggar marka dan lampu merah, bahkan tak jarang pula saya bersepeda melawan arus. Selain sepeda kayuh, ada pula persewaan sepeda motor disana dengan tarif yang lebih mahal. Saya lupa tarif untuk sepeda motor berapa, yang jelas kita harus mengisi bensinya sendiri :p.
Kami berkeliling ke berbagi objek wisata Vientiane selama seharian. Objek wisata yang kami kunjungi antara lain, Wat Sisaket, Patuxy Park (Victory Gate), Haw Pha Kew dan Pa Tat Luang yang dijadikan Logo Sea Games Laos. Seharian keliling kota Vientiane ada pula cerita menariknya. Salah satu teman kami Son saat hendak kembali ke Hostel melakukan kebodohan dengan mengambil jalur yang salah, sehingga dia nyasar ke jalan yang lebih jauh dari Hostel. Kota sekecil itu saja masih dapat membuat kita kesasar, sampai pada akhirnya dia kembali lagi ke Patuxy Park dan bertemu dengan “chimot” yang sedang mencoba mencarinya. Akhirnya sampai juga di Hostel, waktu itu sudah injury time pula sepeda kayuh harus dikembalikan ke pemiliknya karena sudah 24 jam kami memakainya. Puas sudah berkeliling kota Vientiane mengguanakan Sepeda kayuh. Jangan sampai anda melewatkan pengalaman ini jika berkunjung ke vientiane :).
boleh berbagi pengetahuan tentang daerah2 tujuan wisata lainnya di Negara Laos gak?
lg mau cari referensi tentang Laos nih. thnx b4 ya 🙂
Artikel yang sangat informatif dan menarik, thanks.
Dari dulu juga saya kepingin kesana mau lihat bom yang dijatuhkan Amerika waktu perang vietnam dulu.