Sinar mentari menyeruak ke dalam gerbong kami. Rupanya sudah pagi. Beberapa dari kami masih mlungker karena dinginya AC. Pramugari pun datang menawarkan minuman hangat. Suasana dan panorama pegunungan dan hutan menambah nikmatnya pagi itu. Tapi hampir jam 8 kami koq belum sampai ? Menjelang akhir perjalanan KA yang kami tumpangi sempat maju mundur beberapa kali karena tidak kuat naik tanjakan. Wah …jam berapa kami sampai ?
Setelah satu-dua jam-an KA kamipun berhasil melewati tanjakan tersebut. Kami sampai di Chiang Mai Rail Way Station (Thai : สถานีรถไฟเชียงใหม่ (ชม.))kami terlambat 1,5 jam dari jadwal dan meleset dari time line kami. Sesuai rencana tujuan kami adalah Umbrella Village dan Wat Prhathat Doi Suthep. Mantos dan Purwo siap bernegoisasi harga mobil charter. Sedangkan yang lain hanya terima beres. Kebetulan Purwo sangat PD dalam hal English conversation, sedangkan Mantos adalah decision maker-nya.
Bangunan Chiang Mai Station tidak bergaya eropa seperti Hua Lamphong, dan bukan merupakan bangunan awal. Bangunan awalnya hancur oleh bom 21 Desember 1943. Chiang Mai Station dibangun kembali tahun 1945 dan kembali beroperasi 1948. Chiang Mai Station adalah stasiun akhir, jadi pintu utama ada di depan bukan disamping. Yang menarik adalah papan selamat datang yang dipasangi kepala gajah. Sebagai stasiun kelas satu, stasiun yang berjarak 2-3 km dari kota ini mengoperasikan 14 KA setiap harinya.
Belajar dari pengalaman, kami pun menitipkan tas backpack kami ke loker stasiun. Hanya tas kecil dan kamera saja yang kami bawa. Negoisasi selesai, kami ber-6 pun berangkat menuju lokasi.
Catt :
- Tarif mobil carter : THB 1500
- Tarif loker : THB 10
Berapa harga tiket KA dari Hua Lampong – chiang Mai? Thx