Karimun Jawa book 2: The Islands


Erugren’s Journal 26th June 2010. I’ve landed at Karimun Jawa island. Let’s the party begin.

Kepulauan Karimun jawa terdiri dari 27 buah pulau, dengan pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa, terletak di sebelah utara propinsi Jawa Tengah, tepatnya sebelah utara dari kabupaten Jepara. Pulau Karimunjawa dapat ditempuh dengan menggunakan kapal ferry dari Jepara selama 6 jam atau kapal motor cepat dari Semarang selama 4.5 jam. Selain itu juga bisa menggunakan pesawat terbang yang harganya sangat mahal tentunya.

This slideshow requires JavaScript.

Mantos, Dewi, Nanette, Andre, Hevi, Yeni, Nova,Tyas, Andes, Me

Peta Kepulauan karimunjawa

Dalam ekspedisi kali ini yang menjadi ketua panitia adalah Nova dan bendaharanya  adalah Nanette. Mereka berdua diklaim sebagai “istri” oleh Mantos.  Sebuah rumah sudah disewa sebelumnya sehingga ketika kami tiba, kami tidak perlu repot-repot mencari penginapan. Mobil jemputan pun sudah dipersiapkan oleh pemilik rumah untuk menuju ke rumah yang kami sewa. Pemilik rumah tersebut adalah pak RT dan seorang pegawai negeri yang mengurusi semacam lalu lintas perkapalan yang bertugas di Jepara.

Rumah itu terdiri dari dua lantai. Lantai pertama terdiri ruang tamu, satu kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Dan di lantai dua terdiri dari ruang menonton TV, dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan terdapat balkon tanpa pagar.

Day 1:

Waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB, masih ada waktu untuk snorkling di satu spot. Setelah pembagian kamar, kami segera mencari warung makan karena kelaparan. Akhirnya kami menemukan sebuah warung di dekat alun-alun. Makanan yang tersedia cukup banyak, ada tempe, pisang, dan ikan tentunya. Kami pun dengan lahap menyantap makanan yang nikmat tersebut. Kemudian kami menuju perahu yang telah disewa dengan bantuan bapak pemilik rumah tempat kami menginap. Untuk yang tidak membawa peralatan snorkling dapat menyewanya di sana, termasuk pelampungnya.

Satu jam perjalanan telah terlewati, tibalah kami pada spot snorkling dekat  P. Menjangan Kecil. Teman-teman mulai memakai peralatan snorkling dan menceburkan diri ke laut. Dari atas kapal terlihat karang-karang dan ikan begitu banyak karena airnya jernih. Bagi yang belum pernah snorkling, aku sedikit bingung dan ketakutan– ini lautan bung, sangat luas dan ada arusnya, bagaimana kalau… bagaimana kalau… . Itulah yang ada dalam pikiranku. Tapi Mantos yang tak bisa renang begitu nikmat di sana, akupun memberanikan diri menceburkan diri. Ikan di sini begitu banyak dan tidak takut pada manusia, dengan cuek ikan-ikan itu berseliweran. Bahkan ikan ini dapat diberi makan langsung dari tangan. Sebungkus roti kami korbankan untuk memberi makan ikan tersebut. Tangan serasa tergelitik seperti saat fish spa.

Beberapa saat kemudian mantos tiba-tiba mengumpat, “Janc#k!@##$!” sambil terlihat kesakitan, ternyata dia tersengat bulu babi. Baru saya sadari bahwa benda hitam berduri di sela-sela karang itu adalah bulu babi. Menurut Mantos rasanya panas sekali. Dia segera naik ke perahu. Nahkoda perahu punya cara unik untuk mengatasinya, yaitu dengan disiram air panas pada daerah yang tersengat (tidak perlu pakai air kencing). Duri-duri akan melunak dan keluar sendiri ujar pak nahkoda. Aku mulai berhati-hati dengan sebisa mungkin mengangkat kaki di daerah yang agak dangkal.

Hari semakin gelap, dan tampak matahari mulai terbenam menemani perjalanan kami pulang ke pulau Karimunjawa. Dengan hembusan angin laut ditemani pemandangan sunset membuat suasana nikmat terasa.

Karena hari itu adalah malam minggu alun-alun penuh dengan orang-orang. Di sana juga berlangsung layar tancap.  Pedagang kaki lima menjajakan sajian khas berselera. Kami berkumpul di trotoar yang mengelilingi alun-alun itu dan bermain kartu UNO. Permainan yang sedang populer saat itu. Saat sedang asik bermain uno, Nova dan nanete ternyata punya kejutan untuk mantos yang berulang tahun bulan itu. Sebuah brownies berhiaskan lilin diiringi lagu happy birthday diserahkan kepada mantos. Mantos tersipu malu menerimanya. Sambil memakan brownies itu kami melanjutkan main kartu.

Day 2:

Hari ini dimulai pukul 7.00 WIB. Tidur begitu nikmat terpaksa di interupsi. Saatnya melanjutkan petualangan. Setelah mandi dan makan kami menuju ke perahu yang sama seperti kemarin.

Perhentian pertama adalah disekitar P.Gosong Cemara. Di sini kami dapat menyaksikan clown fish “nemo” . Meski tak banyak nemo yang kami jumpai tapi kami tetap senang bisa melihat dari dekat.

Kemudian kami menuju P.Cemara Kecil, di sini kami dapat berenang di laut yang dangkal, di tepian pantai. Ada sedikit tumpukan sampah di tepi pantai, salah satunya adalah televisi. Melihat hal ini Tyas langsung berpose gaya Cast Away minta di foto. Kemudian bergaya putri duyung di tepi pantai. Hahaha.

Perhentian berikutnya adalah P. Menjangan Besar. Tebak ada apa di sini? Hiu!. Ya di sini terdapat penangkaran hiu. Beberapa dari kami berenang bersama ikan bergigi tajam ini. Hiu-Hiu ini kira-kira seukuran paha. Pantangan untuk berenang di sini adalah jika ada luka yang berdarah, karena hiu akan menjadi buas. Di Pulau ini juga terdapat kandang elang laut. Hanya terdapat satu ekor elang pada kandang. Kasihan sekali elang itu. Hiks.

Sayang sekali Mantos, Nanette, Tyas, dan Bu Har harus segera pulang ke Jakarta, maka siang itu, sehabis melihat elang, kami kembali ke P.Karimunjawa untuk mengantar mereka ke dermaga.

Perhentian ke-empat adalah Alang-alang di utara P.Karimunjawa. Di sini kami snorkling lagi.

Perhentian ke-lima adalah tanjung gelam, tempat ini sangat indah karena susunan batu-batunya, untunglah kami tiba ketika masih sepi, sehingga bisa berfoto-foto narsis sepuasnya.

Perhentian ke-enam adalah P.Menjangan Besar. Biasa snorkling lagi. Hehehe

Sore mulai datang tapi masih ada satu perhentian lagi untuk hari ini, tempat itu adalah tanjung gantungan. Tampak dari jauh berupa lautan biasa, tetapi ternyata sangat dangkal. Serasa berjalan di atas air.

Lagi-lagi sunset menemani perjalanan kita pulang….

Kepulangan Mantos, Nannette, dan Bu Har membuat suasana kurang rame. Dan kebetulan waktu makan malam kita bertemu sepasang bule Inggris yang juga sedang makan. Dewi dengan asiknya ngobrol dengan mereka. Hevy iseng-iseng mencetuskan ide untuk mengajak mereka bergabung. Dan wow, mereka setuju. Kita berjanji bertemu di warung itu besok paginya.

Bulan Juni 2010 adalah bulan piala dunia. Malam itu adalah jadwal pertandingan Jerman vs Inggris. Sebagai fans Jerman tentu aku tak bisa melewati pertandingan ini. Bersama Pak RT, andre, andes, dan hevi kami telah sepakat untuk nonton bareng. Dengan motor pinjaman pak RT (punya 3 motor) kami meluncur ke suatu tempat untuk nonton bareng. Coba tebak apa tempat itu? Sekolah!. Sebuah ruang kelas di sulap menjadi tempat nonton bareng. Ternyata ruang kelas sudah penuh dengan bapak-bapak dan para pemuda pulau, untunglah masih ada tempat untuk kami. Meskipun TV hanya 21 inchi suasana tak kalah meriah dari suasanan stadion dimana pertandingan berlangsung. Pertandingan berkahir dengan kemenangan Jerman 4 – 1 atas Inggris.

OK, lets call it a day.

Day 3:

Pagi ini cuaca kurang baik, awan mendung disertai sedikit gerimis. Hevi mengajak kami untuk jalan-jalan ke pasar tradisional di sana untuk mencoba makanan tradisional setempat. Pasar ini tak jauh dari rumah sewa kami. Pasar itu terletak dalam sebuah bangunan kira-kira dengan panjang 10 m dan lebar 8 m. Dekat pintu masuk kami menemukan si mbok berjualan lupis (bener ga namanya ini? kata hevi namanya alu-alu) , lontong ketan dengan bumbu kelapa parut dan gula merah cair. Makanan tradisional memang lebih nikmat dinikmati di tempat tradisional, sensasinya beda, hehehe.

Hari ini kami akan menjelajahi daerah timur P.Karimun Jawa. Greg and Grace sudah menunggu di warung. Mereka sudah sarapan, sedangkan kita belum, jadi mereka harus menunggu kami sarapan. Cuaca terlihat membaik, kami memutuskan berangkat.

Tujuan kami kali ini adalah P.Sintok. Di tengah perjalanan, tepatnya di bagian utara ombak terlihat agak besar mengombang-ambingkan perahu kami, sedikit menyeramkan. Di sebelah selatan pulau Sintok ombak tidak sebesar tadi, tapi cukup mengecewakan karena mengganggu jarak pandang di bawah laut. Sehingga tidak terlihat apapun saat snorkling. Kamipun berenang ke pantai untuk menikmati suasana saja sambil tidur-tiduran di pasir putih.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke pulau tengah, ombak agak besar menemani perjalanan. Di pulau ini terdapat dermaga kecil dan perairan dangkal. Meskipun begitu ombak agak besar. Pak Nahkoda mengingatkan jika mau bermain kano untuk tetap di dekat dermaga. Sialnya di dasarnya adalah batuan yang lancip-lancip. Kakiku dan Dewi sedikit sobek terkena sabetan batu lancip itu. Di pulau sudah terdapat beberapa rumah, yang tampaknya adalah cottage karena tidak ada penghuninya. Pak Nahkoda kapal dan ajudannya sudah menyiapkan ikan untuk di bakar. Setelah beberapa saat ikan sudah siap disajikan. Dengan ditemani nasi, krupuk, dan sambal, makan siang kali ini sungguh nikmat luar biasa. Greg dan Grace juga menikmanti makan siang ini. Selama makan Grace melarang kami membicarakan tentang pertandingan sepak bola tadi malam. Ya karena Greg ternyata sangat menggandrungi tim negaranya, Inggris.

Karena ombak agak besar itu kita tidak dapat snorkling di daerah timur ini, jadi kami melanjutkan perjalanan kembali ke barat, yaitu P. Cemara Besar untuk snorkling. Yeni tampaknya terkena mabuk laut akibat goyangan ombak tadi, jadi dia tidak ikut snorkling. Aku juga tidak ikut snorkling karena lukaku tak mampet-mampet, takut ada hiu yang mencium darahku :p . Kemudian kami Ke P. Gosong Cemara bermain kano dan berenang. Perairan di dekat P.Gosong Cemara sangat tenang, jadi bagaikan berenang di kolam super besar. Kita juga dapat menemui perbatasan karang dan pasir di sini.

Setelah makan kami pun pulang ke P.karimunjawa, masih ditemani ombak yang agak besar. Selama perjalanan kami dapat melihat sebagian pulau disiram hujan dan bagian lainnya tidak. Pelangi juga tampak dengan indahnya.

Day 5:

Saatnya pulang ke daerah masing-masing. Kali ini aku menggunakan Kapal ferry Muria. Selama perjalanan banyak sekali penumpang lain yang muntah karena mabuk laut. Pergi ke lantai atas ternyata tidak membantu, justru goyangan semakin terasa. Dewi dengan nikmatnya tidur pulas di bawah kursi.  Beberapa jam kemudian kapal merapat ke dermaga kartini di Jepara. Sudah banyak becak yang berebut penumpang. Dengan tarif 10.000-15.000 dapat mengantarkan ke terminal Jepara. Di terminal aku dan andreas naik bis menuju semarang, sedangkan lainnya naik bis nusantara kembali ke jakarta.

 

The End.

Informasi:

Sewa rumah per hari : Rp. 500.000

Sewa kapal per hari : Rp. 350.000 – Rp. 400.000 (tergantung jarak tempuh)

One thought on “Karimun Jawa book 2: The Islands

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s