Suatu keberuntungan bagi bangsa ini memiliki fauna endemic yang tergolong super predator tapi sayang kita hanya bisa melihat satu dari tiga super predator itu. Satu itu adalah Harimau Sumatra. Aku melihatnya pertama kali di Ragunan, 2009.
Dari Genus Panthera , Indonesia sebenarnya mempunyai tiga harimau yaitu Harimau Jawa Panthera tigris sondaica, Harima Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dan Harimau Bali (Panthera tigris balica). Hanya Harimau Sumatra yang bertahan hingga sekarang dan mendekati kepunahan.
“Perjalanan” sejarah Hariimau – harimau Indonesia tidaklah seindah motif hitam di atas orange kulitnya.Begitu memilukan. Dari ketiga subspesies tadi, yang pertama kali hilang dari muka bumi ini adalah Harimau Bali.
Harimau bali adalah yang terkecil ukurannya. Kepunahannya tidak lepas dari perburuan dan menyempitnya “area kekuasaannya”. Harimau Bali dinyatakan punah sejak tahun 1970, meskipun dokumen foto terakhir yang terecord adalah tahun 1937. Sedangkan Harimau Jawa, masih sempat mendapat “perlindungan”. Sempat hidup di Ujung Kulon, Leuwi Sancang (Garut) dan Baluran (Jatim), di tahun 1960-an di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, sang Harimau Jawa hidup di Habitat perlindungan terakhirnya.
Harimau Jawa terdokumentasi terakhir di tahun 1971, dimana harimau betina tertembak. Setelah itu tidak ada dokumentasi resmi lagi, hanya kesaksian dari masyarakat tanpa bukti foto. Seperti di Lawu pada tahun 2009 dan saat Merapi meletus tahun 2010. Di sekitar Gunung Lawu tersebut sebenarnya ditemukan jejak Harimau, namun sampai saat ini tidak diketemukan. Untuk diketahui, Harimau Jawa dinyatakan punah sejak tahun 1992 oleh WWF.
Kepunahan dua subspesies harimau tersebut tidak lain karena manusia. Perkembangan populasi diikuti kebutuhan akan pangan dan papan membuat semakin sempitnya ruang gerak hewan – hewan liar. Tentu saja juga karena perburuan. Perburuan atas nama rupiah atau juga atas nama jubah ketakutan.
Apa ada yang salah ? Tidak. Manusia berhak atas bumi ini, tapi juga wajib memeliharanya. Meski pun harimau diisolasi di taman nasional tidak berarti mereka aman. Karena pernah terjadi perburuan di Harimau dalam kebun binatang Jambi.
Masih mendingan aku melihat harima Sumatra ada di kebun binatang, tapi akan sangat menyakitkan bila anak – anak kita hanya bisa melihat di museum. Semoga Harimau Sumatra, harimau bersurai terpanjang ini bisa lebih lama hidup di muka bumi ini.
Catt :
- Secara ilmu evolusi, tiga sub spesies diatas memiliki hubungan dengan Harimau Trinil (Panthera tigris trinilensis), harimau prasejarah yang fosilnya ditemukan di daerah Trinil, Jawa Tengah namun diduga bukan nenek moyang langung Harimau Jawa.
- Bagi orang Jawa, harimau sering dianggap hewan mistis yang sering dipanggil “Mbah” ( Kakek dalam bs. Indonesia ). Sedangkan di Jawa Barat sering dianggap sebagai manifestasi dari Prabu Siliwangi, Raja Besar Pajajaran.