Aku, Kamera dan Foto juga Objek : Cuap – cuap SPG


Persaingan dalam dunia usaha semakin hari semakin “keras”. Untuk meningkatkan pencapaian target dilakukan banyak cara untuk menarik konsumen, dari corporate image, advertising, personal selling, direct selling, public relation, exibition dan yang terakhir adalah Sales promotion.

Saat pameran, selain diperlukan desain stan yang menarik diperlukan pendukung yang wah juga. Dan itu adalah Sales Promotion Girl. Kenapa koq cewek kenapa ga cowok secara yang suka beli – beli itu adalah kaum Hawa. SPB juga ada tapi ga “setenar” SPG. Malahan ga ada mungkin.

SPG kebanyakan bersifat freelance. Saat ini profesi yang merupakan `ujung tombak’ dalam usaha pemasaran suatu produk semakin ditekuni oleh perempuan. SPG Freelance dihadapkan pada tanggapan negatif oleh masyarakat tentang profesi tersebut. Bagaimana sih gambaran profesi SPG Freelance sebenarnya ? Aku juga tidak tahu.

Aku punya teman SMA sebagai koordinator SPG suatu produk. Sayang dia mendeskripsikan tentang dunia perempuan yang berprofesi sebagai SPG freelance begitu negatif. Tentu saja aku tidak percaya 100 %. Soalnya pacar sahabat dekatku ( sekarang sudah menjadi istrinya ) yang merupakan sarjana Ekonomi UNAIR pernah berprofesi sebagai SPG rokok ketika mengisi masa – masa setelah kelulusan. Dan dia cewek baik – baik meskipun sempat bikin “bahan” pertengkaran antara dia dan sahabatku.

Dari sekian SPG, yang paling “nekat” adalah SPG produk rokok. Tidak hanya menggoda secara busana namun juga cara menawarkan product. Terutama SPG yang sistem kerjanya mobile karena mewreka sangat proaktif.

“ Beli dong Mas, murah nih daripada beli di Indo*@rt, ntar aku nyalain rokoknya deh kalo beli 2 “…

“ Ga Mbak, dah tobat ni, Ndak sehat ngrokok tu “

“ kalo dirokok tambah sehat ya mas …….. “

“ Janc&%&$$*kkkkkkkkkk…………………”

Berbeda dengan SPG rokok, SPG otomotif lebih terkesan “intelektual” , meskipun dadndanan tidak kalah sit suit. SPG otomotif terutama untuk product mobil baik itu baru atau   modifikasi mempunyai seakan wawasan luas soal bidang otomotif.

SPG yang menggunakan busana “lebih” normal adalah SPG Properti rumah atau apartement. Mereka lebih sering memakai busana kantoran. Kostum SPG sebenarnay disesuaikan denga product yang dipasarkan dan pangsa pasarnya. Tidaklah mungkin bila yang ditawarkan adalah perlengkapan rumah tangga, SPGnya memakai baju seronok, bisa – bisa istri konsumen jadi eneg.

Sebenarnya, menurut temenku yang pernah berprofesi sebagai SPG , yang dibutuhkan adalah cukup mengerti spesifikasi produk, ditambah kemampuan komunikasi dan penampilan yang menarik. Kadang jika kemampuan komunikasi tidak cukup bagus dan apalagi terlihat bingung saat ditanyai soal product membuat konsumen menjadi tidak berminat. Konsumen sekarang memang kritis.

Haruskah cantik menarik ? iya menurutku :p.

Pernah pengalaman aku dan Ervan ikut lomba foto dengan objek SPG yang berpose dengan product otomotif. Tapi ketika melihat modelnya “emak – emak” . Udah gitu bajunya gitu. Wrong woman in right dress…… ga banget deh. Kami pun berdua ikhlas “membuang” sekian puluh ribu rupiah yang telah kami bayar buat regristrasi.

Saat ini, dimana DSLR adalah bukan barang eksklusif SPG menjadi objek gratis saat pameran. Dan mereka pun tidak lagi hanya melayani calon konsumen tapi juga fotografer – fotografer amatir (termasuk Ervan, M@he dan aku) yang hanya sekedar pengen motret ga peduli dan mungkin ga akan beli product yang dia “kawal”. Tersenyum dan terus tersenyum.

Anyway janganlah terlalu men-judge negatif dengan profesi yang terkesan “mengexplorasi” fisikal. Biar Tuhan saja yang menilai baik buruknya kerangka berfikir hambanya……

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s