Baru sekitar kurang lebih dari satu tahun aku menjadi anggota komunitas Komik Indonesia Semua Jaman, sebuah komunitas FP Facebook yang berbagi dan berdiskusi seputar komik negeri ini. Di komunitas ini aku bisa mengenal ( meski sebatas nama dan wajah ) para kreator komik local terutama yang sudah sepuh seperti Pak Gerdi, Pak Toni, Pak Lan dan yang lain. Tak hanya itu melalui komunitas ini aku hampir tidak pernah ketinggalan mendapatkan komik Indonesia “klasik”.
Minggu ini kau mendapat kiriman komik terbaru terbitan Metha Studio, judulnya Pusaran Dendam karya Jink. Siapakah Jink ? nama aslinya Dwi Aspitono seorang komikus yang pernah memenangkan Kosasih Award kategori gambar terbaik dengan karyanya yang berjudul Lentera dari Selarong. Selain membuat komik beliau juga pernah merestorasi komik lama antara lain Madelaine karya Teguh Santosa yang dibuat pada Maret 1967 dan komik strip Jagoan Tulen episode Raja Buaya karya Mansyur Daman alias Man.
Kembali ke komik terbaru beliau, Pusaran Dendam ( yang berlabel 18+ ) ….
Komik ini berlatar belakang kehidupan masyarakat betawi di masa Jakarta masih bernama Batavia, entah tahun berapa yang jelas belum ada kendaraan bermotor. Di awal cerita pembaca langsung disuguhkan perbincangan logat khas Betawi seakan membawa kita mengingatkan pada Si Pitung yang hidup di rentang akhir abad 19.
Sedikit spoiler ya …
Di sini kita dikenalkan dengan tokoh utama bernama Oding yang selamat dari pembunuhan berencana. Setelah cukup ilmu silat, dia mencari Gembor, dalang pembunuhan keluarganya. Dalam pencariannya Oding ditemani Siti, pendekar wanita yang juga ingin menuntut balas atas kematian kakeknya. Tanpa kesulitan berarti Oding mampu menemukan Gembor, setelah sebelumnya mendapat informasi dari Perot. Namun ketika hampir bisa mengalahkan Gembor, Oding harus berhadapan dengan musuh yang lebih kuat yang jelas tidak bisa dia kalahkan. Dalam pertempuran ini tidak hanya dendam Oding dan Siti saja yang harus tuntas, namun ada dendam kesumat lain yang lebih tua dan terlalu lama tertahan bak api dalam sekam yang siap meledak.
Dengan goresan dan bertutur khas gaya klasik komik lama, Jink mampu membuat pecinta komik lawas Indonesia bernostalgia. Yang jelas aku berharap komik ini ada kelanjutannya …..
Terima Kasih Pak Akhmad Makhfat dan Metha Studio , juga Pak Jink ….