Ada yang khas ketika di Yogyakarta, yaitu Angkringan. Angkringan adalah semacam penjual makanan kaki lima di tepi jalan yang kemudian lebih dikenal sebagai tempat nongkrong di malam hari.
Entah mengapa kami sangat merindukan “cagkruk” di angkringan. Padahal kalo pas ke jakarta aku tidak jarang ke Angkringan Fatmawati. Mungkin suasana di sini yang membuatku rindu. Kali ini kami mencoba angkringan di sebelah utara Stasiun Tugu. Memang di situ terkenal dengan keramaian bisnis angkringan. Kurang 100 meter, para muda – mudi menikmati malam bersama sajian khas Angkringan.
Angkringan berasal dari kata “angkring” yang berarti duduk sambil salah satu kaki diangkat ke kursi. Menu makanannya juga sederhana nasi kucing, sate usus, sate telur puyuh dan beberapa gorengan. Sebenarnya angkringan tidak selalu pembelinya lesehan, aku pernah di angkringan yang menyediakan kursi. Mungkin karena di utara Stasiun Tugu melayani banyak pembeli akhirnya pake metode lesehan.
Angkringan utara stasiun ini cukup terkenal. Rumornya merupakan angkringan tertua di Yogyakarta. Tidak heran jika sangat ramai. Saking ramainya dan dipenuhi oleh muda – mudi, tempat ini dijadiin tempat untuk hunting calon model. Kebetulan saat kami di situ beberapa kru suatu produk remaja sedang hunting cewek buat dijadikan model video klip dan artis film.
Hmm………… bagi kami angkringan bukan sekedar tempat nongkrong. Namun lebih ke suasana keakraban. begitu nikmat mereguk kopi, jahe susu beserta jajanan lainnya, bersama sahabat terdekat sambil membicarakan hal – hal yang membuat semakin dekat.
mantap
aseeeeekkkk coy…..kapan2 lagi….