Jam 18.00 waktu Macau nanti adalah waktu take off kami meninggalkan kota ini dan jam 12.00 nya adalah tenggat untuk check out. Jadi kami memaksimalkan waktu empat jam tersisa. Hari itu kami ingin ke Monte Fort , Ruin St.Paulo (lagi) dan tentu saja hunting souvenir ( sudah kaya cewe saja, suka belanja :p ).
Petunjuk arah ke Monte Fort cukup jelas di Senado Square. Memang bangunan tersebut adalah satu kesatuan situs yang ditetapkan UNESCO sebagai World Heritage Site. Cukup dengan jalan kaki menyusuri gang kecil Rua de Monte yang menanjak kami sampai di sisi Timur Monte Fort.
Monte Fort
Monte Fort dibangun sekitar tahun 1616, dengan tujuan pertahanan dari serangan invansi Belanda dan sebagai markas besar pertahanan militer. Lokasinya sendiri berada pada dataran yang lebih tinggi dari sekitarnya. Dari sini kita bisa melihat landscape kota Macau. Di tengah benteng terdapat bangunan utama yang digunakan sebagai Museum. Kami tidak masuk, karena belum buka dan kami dikejar waktu. Tidak ada yang terlalu istimewa dari benteng yang memiliki empat bastion dengan beberapa meriam yang moncongnya mengarah ke segala arah ( kecuali arah utara – Daratan China ).
Selain sebagai objek wisata, kawasan monte Fort juga digunakan sebagai tempat olah raga. Beberapa manula terlihat melakukan gerakan Tai Chi. Di sekitarnya pun terdapat fasilitas olah raga. Aku mungkin bisa menyimpulkan kalo kawasan sekitar benteng ini adalah kawasan hijau atau taman kota.
Jalan keluar ke arah Barat Daya kami menemukan Ruins St. Paulo, yang kemarin malam sudah kami kunjungi.
Ruins St. Paulo
Dulunya merupakan salah satu katedral terbesar di Asia. Katedral ini didukung dengan sekolah Teologi yang dibangun di sisi kiri ( timur). Selain Teologi, sekolah tinggi ini juga mengajarkan aljabar, filosofi dan bahasa ( Portugal & China). Kawasan ini juga menjadi base camp Jesuit Misionari saat itu.
Katedral yang hanya tersisa bagian depannya saja ini dibelakangnya terdapat museum kecil berisi artifak – artifak, termasuk beberapa tulang.
Waktu semakin menipis. Kami pun segera menuntaskan “misi” membeli souvenir. Meski belum sarapan kami seperti tidak (belum) merasa lapar. Sedikit tergesa dengan menenteng buah tangan kami pun menuju ke penginapan.
Tapi tiba – tiba Ervan berteriak “ Belok !!!“. What The Freak !!!! Gundam Store terselip di gang. Harganya murah, lebih murah dari pada di Indonesia. Selisih hamper 100 – 300 rb untuk Master Grade. Namun semurah – murahnya kami tetap saja ga bisa beli………. Langkah kaki berlanjut menggantungkan harapan, suatu saat bila ada kesempatan, aku dan Ervan akan kembali menyatroni toko itu……… :p
wah lens nya knp itu.. banyak dot nya..
Jamur Oom…….lama ga kepake. Hate grt 😛
dotnya itu gara2 lcd laptop anda pak yang kotor, jangan salahkan image nya :p