Hanya dua hari kami di Pnom Penh, tapi cukuplah buat menikmati kota ini. Hari itu kami hanya punya satu tujuan sebelum siangnya bertolak ke Siem Rap, yaitu Royal Palace dan Silver Pagoda. Dua objek tapi satu entrance.
Hanya dengan USD 1 kami naik Tuk Tuk menuju Royal Palace. Pagi itu kami tidak sarapan, karena tidak dapat sarapan dari penginepan. Penginepan murah sih :p.
Jam 8 lebih sekian menit, kami menapakkan kaki di Royal Palace Kerajaan Kamboja. Arsitekturnya mirip dengan gaya Grand Palace Thailand. namun menurutku lebih simple dekoratifnya. Warna kuning masih mendominasi bangunannya. Mengapa kuning ? warna keagungan.
Bangunan pertama yang terlihat adalah Throne Hall. Tidak boleh motret interiornya, ga seru. Sekedar deskripsi , hampir semuanya berwarna kuning keemasan, dari furniture, tiang, dinding, patung dan atap. Bangunan ini bergaya tradisional Khmer yang artistik dan terinspirasi desain Angkorian, plus beberapa elemen gaya Eropa.
Royal Palace merupakan tempat tinggal Raja Kamboja, seorang kepala negara dan sebatas tokoh simbolik dan representatif dari perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bagi rakyat Khmer tanpa kewenangan di bidang pemerintahan. Bangunan ini awalnya dibangun pada pertengahan abad 19 dimana Neak Okhna Tepnimith Mak sebagai arsitek dan dibangun oleh Protektorat Perancis. Tidak mengherankan bila di komplek ini ada paviliun bernama Napoleon.
Pembangunan Royal Palace dibangun saat masa pemerintahan King Norodom. Namun yang paling banyak melakukan pembangunan adalah penerusnya Raja Shisowat.
Saat rezim komunis (Khmer Merah ) tahun 80-an, sampai 1993 Selama rezim Khmer Merah, Royal Palace menjadi penjara bagi mantan Raja dan keluarganya.
Catt :
- Sebelum Pnom Penh, pusat kerajaan berada di Oudong
- Tempat kediaman Raja dan keluarga hanya di Istana Khemarin. Istana ini tertutup untuk umum.
- Tiket USD $ 6
nice.. not too arrogant..