Objek selanjutnya adalah Pre Rup. Berjarak kurang lebih 4 km dari Ta Prohm. Berbeda dengan tiga objek sebelumnya, Pre Rup tersusun dari batu bata merah. Walaupun begitu bangunan ini lebih tua dari pada tiga objek sebelumnya, dibangun pertengahan abad 10. Dulunya Pre Rup adalah pusat dari sebuah kota dan juga merupakan kuil. Yang menarik adalah harmony warna tanah merah dan batu bata, terkesan akan dominasi warna merah – orange.

Desain Pre Rup mirip punden berundak atau disebut temple – mountain style. Bagian tengah berada pada “dataran” yang lebih tinggi. TIdak seperti objek – objek sebelumnya yang hanya berada pada 1 level. Kami harus naik turun untuk menjelajahi Candi batu bata ini. Candi ini benar – benar terbuka. Tidak ada satupun pohon besar yang sudi tumbuh seperti di Ta Prohm dan bateay Kdei. Panas matahari mencubit kulit kami hingga legam. Membuat kami tak sengaja mengutuk hari. Panas ….. Silau…

Mr. Mom menunggu kami dengan santai dibawah pepohonan seberang jalan. Menggoda kami untuk segera turun untuk melanjutkan perjalanan.

Sekitar 1,5 km dari Pre Rup terdapat Candi East Meabon. Kami memutuskan tidak mampir karena harus menghemat waktu. Sekilas terlihat bahwa East Meabon bergaya sama dengan Pre Rup dan tersusun dari batu bata merah.

Dahulunya East Meabon ini terletak di tengah – tengah kanal besar timur atau disebut Baray Timur ( bisa kamu liat di postingan ………….. ). Baray Timur sudah hilang, lebih tepatnya mengering. Meski candi East Meabon dibangun jaman Rajendravarman (pertengahan abad 10 )namun Kanal Besar Timur telah ada sejak  pemerintahan Yasovarman.

Tuk tuk kami terus melaju menyeberangi danau buatan seluas 7,5 x 1,83 km­² . Debu – debu tanah merah bertaburan tersentil angin daratan Angkor , menghalangi pandangan kami sejenak. Panas yang semakin menyengat seiring matahari mendaki hari mengundang peluh kami dalam perjalanan menuju bagian timur laut Angkor Kuno.