Sebuah nama yang sangat aku cinta tanpa dipertanyakan. Mungkin saja karena aku terlahir di negeri ini dari sepasang anak manusia etnis asli negeri ini, yang juga telahir di negeri ini. Aku tidak sedang berbicara rasis ya.

Nama Indonesia merupakan “pemberian” dari seorang Skotlandia. Awalnya adalah penyederhanaan dalam pelafalan dari nama Indunesia yang merupakan usulan George Samuel  Windsor Earl, ahli etimology dari Inggris. “Indus “ dari kata Hindia yang berarti Timur jauh dan “Nesia”  dari “nesos” berarti kepulauan. Kemudian nama Indonesia kemudian semakin populer sejak diterbitkannya buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel (“Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu”) karya Adolf Bastian.

Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ) menjadi inlander pertama yang menggunakannya sebagai nama kantor berita di Den Haag, Indonesische Persbureau. Diikuti oleh Bung Hatta dengan menerbitkan surat kabar Indonesia Merdeka. 1924, di ranah politik internasional, partai komunis pertama di Asia mengganti namanya menjadi Partai Komunis Indonesia, sekaligus parta politik pertama yang menggunakan nama Indonesia sebagai indentitasnya.

Di gedung Indonesische Clubgebouw, sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong, nama Indonesia menjadi kata utama dalam tiap kalimat sumpah pemuda. Saat itu tanggal 28 Mei 1928, sebuah hari yang seharusnya merupakan lahirnya bangsa ini.

Negeri ini disatukan dalam satu nama karena persamaan nasib bukan karena ras apalagi agama. Bukan karena kepentingan untuk berkuasa apalagi menjajah bangsa sendiri.

Melihat negaraku saat ini, dalam kebingungan dan kegetiran, aku masih percaya akan tiba masanya negeri ini benar – benar merdeka dan berdikari

( sedikit niru Daniel )……..Janc*k !!, aku cinta Indonesia