Hongkong : Tram


Benar – benar merusak mood kami pagi itu. Lama penyajian, rasa pas – pasan, yang datang tidak sesuai pesanan, wajah pelayannya ga friendly , MAHAL lagi ! Memang kalau sudah mengeluh itu racun di dalam tubuh seakan menjepit hati.

Awalnya kami mau mencari Blitar Café namun belum buka. Terus terang baru kali ini kami dalam berbackpack tidak hitung – hitungan soal makan. Biasanya kami bisa cumin makan roti dan buah dalam satu hari. Minuman cukup air mineral. Entahlah, mungkin sudah mulai bosan jalan – jalan pake mode hemat on.

Tergiur oleh kerinduan akan masakan kampong, kami sepakat makan masakan Indonesia. Kami pilih sebuah resto dan “hasilnya” …………. Ga bakalan ngulang.

Hari itu kami sesuai rencana mau ke Ocean Park. Namun ketika sampai di “terminal” bus khusus ke sana, kami “mundur”. We didn’t have money enough. So ? we decided to cancel the plan. There’re interested attraction in Ocean Park, that’s why we made the plan. It’s roller coaster. But, what could we say …. No enough money.

Ya akhirnya kami jalan – jalan saja. Sesuai usul Chimot kami naik Tram.

Tram, sebuah transportasi dunia barat yang berjalan mengikuti rel. Indonesia dulu pernah memilikinya. Surabaya di tahun 1940-an, tram menjadi salah satu pilihan utama angkutan dalam kota. Itu kata sejarah, dalam tulisan dan foto, sekarang tiada tersisa.

Tram di Hongkong sudah beroperasi lebih dari 100 tahun (1904) dan saat ini menjadi salah satu atraksi wisata (ya mirip dengan andong/dokar kalo di Jogja :p). Tram Hongkong merupakan satu-satunya di dunia yang berformat double-decker dan satu dari tiga non-heritage system tram dengan double-deck. Jadi kami pun pengen banget naik di deck atas. Oya tram yang dioperasikan sekarang merupakan Tram generasi IV, dimana mulai digunakan sejak tahun 1930. Untuk Tram generasi V memiliki sistem AC, kami tidak menemukannya….

Perjalanan kami mulai dari Sheung Wan, (rekomendasi dari Kennedy Town) dan berakhir di Shau Kei Wan. Kurang lebih satu jam perjalanan untuk mengetahui degradasi perubahan atmosfer dari peradaban Timur ke Barat. Namun kami tidak terlalu jeli untuk melihat degradasi tersebut ……. Karena sempat tertidur di tram yang katanya telah dioperasikan sejak tahun 1904.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s