Kuliner Pameungpeuk


NASIBAKAR

Beberapa hari di Pameungpeuk, aku mulai bingung dengan menu makanan. Apapun makananya pasti pake telor ceplok. Siang – malam pasti ada telor. Bosan sih bosan. Terkadang juga sempat bosan dengan irama kehidupan.

Malam itu rekan kerjaku mengajak keluar cari makan. Ku iyakan saja. Dia bertanya apakah aku sudah pernah makan nasi bakar di Pameungpeuk.  Begitu tahu belum dia pun mengajakku ku tempat itu.

Berada di persimpangan Pameungpeuk – Sancang, sebuah warung tenda sederhana yang cukup ramai pengunjung, kami berhenti. Aku memesan Nasi bakar, tapi temanku tidak soalnya di tidak suka jerohan ayam. So ?

Kurang lebih 5 menit datanglah si nasi bakar. Ku buka dan ku “orat – arit”… ternyata ada ati ampela di dalamnya. Inilah yg membuat temenku tidaka mau makan. Kalo aku sih asyik – asyik aja. Dan rasanya …….. Mantap

SOP KAKI SAPI

Entah kapan pertama kali aku makan Sop Kaki Sapi. Namun yang jelas pertama kali di Pameungpeuk. Terus terang aku merasa aneh melihat orang memakan bagian kaki sapi itu. Beberapa kali datang kesitu aku belum mau makan sop itu. HIngga suatu saat rasa penasaran semakin menggebu karena setiap dapat tugas ke Pameungpeuk selalu saja rekan kerja pengen makan disitu. Aku ikutan memesan.

Kucoba kuahnya. Hmm….. mantap. Lada putihnya terasa banget. Kemudian hampir seminggu sekali aku selalu ke warung sederhana dekat persimpangan  Pantai Santolo, Kiara Koho, ini.

Seperti kata ayahku., cinta itu bisa berasal dari kepuasan perut. Maksud dari makanan. Apa aku sudah mencintai tanah priangan selatan ini ? Yang pasti aku mencintai negeri ini.

 

 

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s