“Kurang sepuluh Mas “, kata driver

“ San,sepuluh San, aku ga ada duit “

Mahal juga tiket sekali masuk Suramadu untuk mobil. Rp 30.000 untuk melintasi jembatan terpanjang di Indonesia (saat ini) yang menghubungkan Surabaya dengan Bangkalan sepanjang 5,4 km. Padahal jembatan ini dikelola oleh pemerintah. Tapi tidak apa – apa, bangsa ini sudah terlalu banyak disuapin subsidi. Toh orang yang memiliki mobil bisa dikatakan orang yang mampu, meski beberapa masih tidak punya malu untuk tetap beli premium. Tidak mengherankan, mayoritas masyarakat paling senang jika terlihat sebagai orang kaya, namun bila dituntut kewajiban sebagai orang mampu tidak mau.

Kurang lebih 4,5 triliun rupiah yang dibutuhkan membangun jembatan ini. Ibu Mega meresmikan awal pembangunan di tahun 2003, 20 Agustus dan di resmikan oleh SBY 2120 hari kemudian. Dengan adanya jembatan ini ada revisi peraturan tentang penggunaan sepeda motor di jalan tol.

Jelas sekali tujuan pembangunan jembatan ini untuk akselerasi perkembangan pulau Madura. Waktu tempuh pendistribusian dan transportasi semakin cepat. Namun pembebasan area di sekitar Suramadu masih menemui halangan, terutama karena masalah negoisasi harga tanah. Entah kapan visi jembatan ini benar – benar terwujud.

Anyway……….. Ini pertama kalinya aku melintasi jembatan berkonstruksi cable stayed ini. Mengesankan dan memancingku untuk memotretnya. Sayang pengendara dilarang turun di jembatan ini. Tapi aku merasa rugi kalo tidak di foto di tengah – tengah jembatan ini. Ga rela dengan Rp 60.000, terus gimana nech…….?

Sesuatu yang memacu adrenalin itu sangat menyenangkan, termasuk melanggar aturan. Ku rasa cukup aman, aku pun turun dan meminta Ndaru memotretku……….. kampungan :p dan jangan ditiru !!

Tiba – tiba sebuah sms masuk. M@he confirm kalau dia sudah di tepian Suramadu sisi Surabaya dan siap hunting foto Suramadu di sore hari dengan kerlip cahaya lampu. Waktu sudah pukul 17.30 WIB. Kami pun bergegas menuju ke posisi M@he.

kenapa namanya Suramadu……… bukan Bayamadu ( Buaya Madu )?……………..