Tiba – tiba saja kuurungkan niatku masuk ke Bantimurung. Saat itu sangat ramai. Maklum hari minggu. Meski tidak jadi masuk aku sempat membeli souvernir Kupu – kupu dan Serangga. Hampir satu jam aku memutuskan mana yang kubeli. Yah, lagi seret tapi pengen beli, jadinya minta tolong teman nawar sekaligus dipinjem duitnya. Hehehehe………….
Sesuai rencana kami menuju Taman Purbakala Leang – leang. Perjalanan sekitar setengah jam dari Bantimurung. Melewati sawah , melalui jalan yang sempit. Sepanjang perjalanan kami disuguhi bukit – bukit kapur yang berbaris seperti dinding raksasa. Panorama persawahan pun terlihat indah. Serasa melihat di Guillin , China.
Leang – leang dalam bahasa local berarti gua. Memang main attraction-nya adalah dua gua dimana di dalamnya terdapat lukisan pra sejarah. Objek ini ditemukan oleh Van Heekeren dan Ms Heeren Palm tahun 1950. Sayang saat itu Gua Pettae dikunci, sedangkan di Gua Petta Kere , aku ga sempat melihatnya. Saat itu kupikir gambar – gambar cuman ada di Gua Pettae. Selain Gua itu yang menarik dari Taman Purbakala Leang – leang adalah gugusan bebatuan hitam yang tersebar berserakan namun indah. Keindahan Taman Leang – leang ini semakin membuat semangat mengunjungi Maros Karst.