Saat ini teknologi informasi mampu menyederhanakan proses birokrasi. Yang paling kerasa adalah proses mengurus Passport. Sangat berbeda jauh saat di tahun 2009. Udah ribet, petugasnya ketus lagi. Apalagi “makhluk yang suka membantu “ berkeliaran menunggu calon korban yang tidak memiliki kepercayaan diri, sok sibuk – ga mau repot dan punya uang lebih. 2 Tahun lalu semua itu sudah lenyap, proses simple dan cepat.
Lalu bagaimana dengan SIM ? Istriku sudah pernah mencoba di Jakarta dan ternyata memang sudah berubah, sederhana – cepat, meskipun SIM lama dan KTP berasal dari luar Jakarta. Hal ini lah yang membuat yakin di Medan pasti seperti itu. Namun saat itu Istriku tidak terkebih dahulu daftar online, daftar di tempat. Meski begitu sama sekali tidak ada biaya – biaya di luar ketentuan resmi.
Sebelum mengurus SIM , temen – temen mayoritas menceritakan pengalaman “lucu” mengurus SIM. Kalau mau gampang pakai calo, orang ‘dalem’ plus uang lebih. Cuk. Masa sih ?
Di sela waktu , aku dianter teman ke Medan Merdeka untuk sekedar cari info apa di kota ini bisa urus SIM lama luar kota. Seperti biasa, begitu mendekati layanan SIM Keliling, beberapa orang langsung menanyakan keperluan
“ SIM Bang ? “
“ Ya …. “
“ Udah habis slot antriannya, Bang “ , padahal saat itu baru jam 10 Pagi. Aku tetap ngeloyor ke arah antrian. Jujur perkataan mereka sedikit membuatku ragu juga. Akupun bertanya ke salah satu orang yang antri
“ aku sudah datang sejak jam 8 “
“ Daftarnya online, Bang ? “
“ Ga, daftar di sini. Periksa Kesehatan di sana ? “, sambal menunjuk dua perempuan dibelakang meja yang pernuh dengan , lalu dia melanjutkan
“ Setelah dapat surat Kesehatan , daftar, bayar lalu dapat nomor antrian “
“ Kalau periksa sekarang, suratnya bisa dipakai lain hari ga ? “
“ Ga tahu saya … “
“ Bisa , Bang “ tiba – tiba ada yang menimpali.
“ Terima Kasih, Bang “ , Segera aku menuju ke meja pemeriksaan. Dalam hatiku kalau slot antrian habis mestinya meja pemeriksaan Kesehatan udah tutup lapak.
“ KTP dan SIM bisa liat , Bang ? “
“ Wah, bukan dari Medan ya ? Harus tanya dulu ke Petugas SIM dulu, Bang. Untuk di-cek bisa perpanjangan di sini apa tidak “, seketika mencelos hatiku. Aku kembali ke Mobil untuk memastikan. Dan ternyata …
“ Ini harus ke Polretabes, Bang “ , Singkat Jelas dan meruntuhkan ekspektasiku.
……………………………………..
Malam harinya aku browsing apa benar tidak bisa daftar online , karena aku pernah dengar bisa. Akhirnya aku mendapat alamat situs, namun sayang statusnya update. Aku coba terus hingga akhirnya bisa masuk. Setelah mengisi biodata Langkah terakhir adalah klik pernyataan dan mengisi captcha. Damn !!! gagal. Setiap ngisi captcha selalu tidak bisa, padahal kode yang kuisi sudah sama. Ku coba refresh , dan ku isi sesuai gambar yang tampil , tetap saja salah.
Apakah ini karena lewat HP ya. Aku buka laptop dan ku akses situs itu lewat Googgle Chrome. Alhamdulillah berhasil dan keluar kode bayar. Tapi lagi – lagi ada masalah ada notifikasi error tidak bisa mengirimkan notifikasi pendaftaran ke email. Aku coba beberapa kali tetap ga bisa. Tapi ya sudahlah aku lanjut pembayaran saja via BRIVA, bukti transfer nya aku jadiin bukti saat mengurus nanti. Selesai ku bayar aku mendapat notifikasi lewat SMS dari SMART SIM. Tapi ga dapat email konfirmasi, karena saat entry ada notifikasi gagal mengirimkan konfirmasi.
Hari pengurusan pun tiba. Semalam sudah kusiapkan copy KTP, SIM masing – masing 2 lembar. Aku sudah komit dalam hati, aku akan mengurus ini dengan “ selurus – lurusnya”. Aku yakin birokrasi negara ini sudah berbenah.
Lagi – lagi, begitu sampai di depan Satlantas, “makhluk – makhluk itu” memanggil manggil
“ SIM Bang ? perpanjangan atau baru ? “, aku diam saja dan tetap jalan
“ Kita bisa bantu Bang “ ,
“ Saya dah daftar Online “
“ meski Online, tetap daftar ulang, Bang. Di sana daftarnya “ , sambil menunjuk kantor yang berbeda. Ku tinggalkan saja mereka , masih ku dengar mereka teriak – teriak
“ Nanti suruh balik , Bang kalau belum daftar ulang “, persetan bathinku, Cuk !!!. Jika memang benar omongan mereka, aku mending pulang dan ngurus perpanjangan SIM ini di Jakarta. Beberapa bulan lalu istri bisa mengurus tanpa campur tangan “ golongan mereka “.
Eh , tiba – tiba ada yang manggil lagi, menanyakan keperluanku apa. Ingin ku jawab mau membunuhmu, udah jelas ke kantor ini kalau tidak mengurus SIM apa lagi.
“ Sudah janjian dengan yang ‘ di dalem ‘ ? “, Asyuuu……………..
“ Saya sudah daftar Online, Pak “
“ Oooo……….. “ aku melanjutkan Langkah ke gerbang masuk. Dan ternyata aku kepagian, layanan baru dibuka jam 08.30.
………………………………
Teng 08.30, aku masuk diperiksa suhu badan dan diminta menunjukkan KTP dan SIM. KTP dan SIM ku diambil oleh petugas lain.
“ Ini harus di cek dulu ya bisa apa tidak “
“ Saya sudah daftar online , Pak “
“ Ooo, kalau gitu ini di photocopy dulu di situ “
“ Sudah saya siapkan Pak “
“ Ok langsung tes Kesehatan di lantai 2 ya “
Karena masih pagi dan aku antrian ke-2 aku cepat mendapat surat keterangan sehat. Selanjutnya aku masuk ke ruangan pengambilan formulir pengajuan. Di sini aku dapat kendala. Petugas meminta print bukti registrasi online dan bayar. Ku jelaskan bahwa kemarin ada notifikasi dari system bahwa tidak bisa mengirimkan bukti registrasi ke email dan Ku pikir cukup menunjukkan screenshot lewat HP saja, ternyata tidak bisa. Petugas tetap bilang harus di print meskipun itu screenshot.
Sial , screenshot ku ga lengkap, email juga tidak menerima. Bagaimana ini ? Semua pasti ada jalan , tapi gimana ? Tiba – tiba aku dipanggil oleh petugas tadi. Dia memberitahu bahwa pemohon di belakangku bisa mendapat file PDF bukti registrasi. Aku pun diberitahu cara bagaimana mendapatkan PDF itu. Aku mengakses situs ini . Alhamdulillah sudah dapat (padahal kemarin ga bisa ….) , tinggal nge-print dimana, karena di sini tidak menyediakan printer gratis. Aku telepon temenku, Si Brian, untuk print berkas – berkas tadi, secara jarak kost kami hanya sekitar 2 kilo saja.
09.30 , Begitu berkas sudah dapat aku antri lagi untuk mendapatkan formulir pengajuan. Jujur , kenapa harus mengisi ini lagi (tulis tangan lagi), padahal kemarin saat daftar online semua data yang harus diisi sudah ku isi melalui online. Katanya sih untuk dokumentasi. Ya sudahlah. Selanjutnya aku menyerahkan formulir dan surat pernyataan tidak membayar biaya tambahan selain biaya pengurusan SIM sesuai aturan. Dari sini aku mendapat nomor antrian untuk foto.
Sekitar 5 menit, nomor urutku dipanggil. Begitu masuk aku ditanya namaku…. Dan ternyata berkas ku belum masuk. Akupun diminta menunggu di ruang tunggu. 5 menit kemudian aku dipanggil lagi untuk foto, sidik jari dan tanda tangan.
“ Silahkan tunggu di Loket 2 untuk pengambilan SIM “
Tidak lama namaku dipanggil.
“ Maaf Bang, ini SIM nya agak lama ya karena (daftar) online . Jam 2 baru bisa diambil”
“ Siap, Pak “
………………………………………..
14.05 aku baru sampai di kantor Satlantas setelah berjalan kaki sepanjang 500 meter karena salah tangging alamat saaat pesan OJOL. Karena saat itu sedang pembacaan pengambilan SIM , aku duduk dulu. Begitun selesai, petugas tersebut melambaikan tangan ke aku. Dia memberikan SIM ku dan meminta tanda tangan bukti pengambilan.
Alhamdulillah sukses hari ini, terima kasih Bapak Ibu SATPAS Polrestabes Medan. So stigma SUMUT –> Semua Urusan Mesti Uang Tunai tidak terbukti, karena masih banyak orang baik di negeri ini.
NB :
Biaya Perpanjangan SIM A : 80 K
Biaya Perpanjanagn SIM C : 75 K
Biaya Tes Kesehatan : 30 K
Ojek PP : 12 K