Baru saja nonton Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka lewat TV. Ada sebuah lagu yang sangat indah yang dimainkan dalam upacara itu. Lagu itu saya dengar dalam satu tahun cuman 2 kali setahun, saat upacara peringatan kemerdekaan RI saja. Lagu itu berjudul Andika Bayangkari.
Lagu ini merupakan karya komposer terkenal Amir Pasaribu. Beliau lahir di Siborong-borong, Sumatera Utara, 21 Mei 1915. Hidup seangkatan dengan tokoh musik Indonesia seperti C. Simanjuntak, Binsar Sitompul, dan RAJ Sujasmin.
Ada cerita , karena dianggap antek komunis beliau meninggalkan tanah air dan hidup di suriname selama 30 tahun dan kemudian pada tahun 1995 kembali ke tanah air. Pada peringatan hari Kemerdekaan Agustus 2002, Amir Pasaribu menerima anugerah dari Presiden RI Megawati Soekarnoputri, yakni Satya Lencana Kebudayaan Budaya Parama Dharma.
Beliau adalah jebolan Europeese Lagere School. Perkenalannya dengan musik Barat dimulai dari para pastor Belanda di Europeesche Lagere Fraterschool dan The Hollandsch-Inlandsche School (keduanya setingkat sekolah dasar) di Sibolga. Dari hasil jerih payahnya sebagai pemain cello di kapal – kapal pesiar beliau melanjutkan pendidikan musik di Musashino Music School di Jepang. Kemudian beliau mendapat kesempatan ntuk belajar musik klasik ke Eropa. Karena kemahiran dan kontribusinya dalam bidang musik itu beliau dianggap perintis musik klasik di Indonesia. Pada Zaman pendudukan Jepang Amir mengajar di sekolah guru Jepang dan bekerja di Keimin Bunka Shidosho-pusat kebudayaan Jepang-menggubah lagu-lagu propaganda. Tugas Amir memainkan lagu kebangsaan Kimigayo di radio.
Pasca kemerdekaan itu Amir rajin melobi pemerintah , agar Indonesia memiliki konservatorium atau akademi musik formal yang serius. Amir ditunjuk Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan-dikenalnya sejak masih mahasiswa di Asrama Menteng 31-untuk bepergian ke Eropa, Rusia, Cina, dan Jepang demi menjajaki kemungkinan pembentukan konservatorium.
Amir Pasaribu juga dikenal kritikus musik. Beliau pernah mempersoalkan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang disebut-sebut sebagai karya plagiat. Selain itu beliau juga mengkritik Ismail Marzuki dengan menyebut musiknya dengan istilah “onggol-onggol” alias pasaran.
Beliau meninggal meninggal dunia di Medan, 10 Februari 2010.
ini adalah patitur Lagu Andika Bayangkari, sederhana tapi begitu dalam alunan nadanya
Andika Bayangkari pencipta Sapta Marga
Pancasila mulai jadi Negara mulia
Bhinneka Tunggal Ika
Lambang bangsa satria
Menuju nusantara
Bahagia jaya, bahagia jaya
Catt :
1. Amir Pasaribu pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Kesenian Studio RRI Jakarta, dan dipecat pada tahun 1952 karena perselisihan sesama rekan kerja di RRI.