Hari itu telah tiba ………….. ke Angkor Wat. Setiap ber backpak ria pasti ada tujuan utamanya, dan untuk perjalanan kali ini main atraction nya adalah Angkor Wat. Satu dari sekian tempat yang harus dikunjungi sebelum manusia mati ( lebayyyy……).
Meskipun tadi malam baru tidur jam 12-an, tidak mengganggu kami untuk bangun pagi dan sarapan gratis, tentunya. Hmm……. hanya USD 5 tapi servicenya sangat wah. Roti bakar plus teh manis nan hangat juga buah apel.. Makcrutttt….. ( ups !!! ).
Si Driver sudah datang rupanya. Namanya Mr. Mom. Dia memberitahukan namanya kemarin. Oarngnya ramah dan secara fisik sangat mirip orang Jawa. Raut mukanya tipe orang yang sabar dan robust. Kamipun mempercepat sarapan kami, tapi tetap sambil menimakti, sesekali dari kami sempet nambah dulu, maklum nanti seharian utuh kami di komplek Angkor Watt. Bekal minum siap, kami pun cabut.
Mr. Mom asli lahir dan besar di Siem Rap. Dulu dia bekerja di suatu pabrik, entah pabrik apa aku ga nanya detil. Kemudian dia beralih jadi sopir Tuk Tuk. Kata beliau Tuk Tuk disini terorganisir dengan baik. Maksudnya ada organisasi yang memanajemen operasional Tuk Tuk. Beliau menunjukkan rompi yang sedang dipakai. “ It’s my number, I must wear it when riding Tuk Tuk “…
Kata beliau tidak semua memakai rompi itu. Namun jikalau mengantar turis ke Angkor Wat wajib memakainya. Selain sebagai identitas resmi juga sebagai permittion, sekedar untuk menertibkan sopir Tuk Tuk di kawasan Angkor Watt. Juga untuk melindungi para turis dari para spam.
“ When did you start to learn english ? “
“ I’m not sure when I started, but no teacher teached me…… I learned by practice “
Hmm… cool, aku aja yang dari SMP belajar sampai sekarng masih level elementary. Dia sudah
berkicau “ ga karuan. Ya memang keadaan lah yang memaksa beliau belajar. Kalau tidak dia akan kesulitan meladeni Turis, secara persaingan sudah sangat ketat. Ketika kutanya berapa yang harus disetor setiap bulan, dia menjawab USD 30. Wow padahal hanya dengan mengantar kami seharian saja dia sudah dapat USD 25. Apakah aku salah denger ? mungkin………..
Aku selalu memperhatikan setiap kami berhenti di salah satu lokasi, beliau selalu terlihat sedang membaca buku saku tentang Angkor Wat. Mungkin biar ga salah ngomong pas kami tanya soal Angkor Wat. Gambaran kecil totalitas dia menghadapi persaingan pelayanan Tuk – tuk.
Satu hal yang kuiingat, beliau tidak pernah mengajak ke suatu tempat untuk belanja, seperti yang biasa terjadi di Jogja. Seperti saat kami bertanya dimana kami bisa makan, dia mengajukan banyak pilihan tanpa rekomendasi yang terkesan condong ke suatu pilihan. Apakah belum ada kerjasama ? atau memang tidak ada. Whatever – lah….. hal itu membuatku dan temen – temen nyaman.
Thank to you Mr. Mom, semoga sukses selalu dan tambah mencintai pekerjaanmu……….