Mengais Makanan
Ada suatu pemandangan yang mengganggu ketika kami memasuki area SMMA. Kondisi perairannya sangat kotor cenderung berwarna hitam. Banyak sampah-sampah rumah tangga. Tidak jarang kera-kera makanannya dari sampah itu. Ga sehat banget khan ? Kemungkinan sampah itu datang lewat kali Adem yang melalui tempat konservasi ini. Kami melihat jaring-jaring yang bertujuan untuk menahan sampah masuk, namun kayaknya usaha itu tidak mampu menahan ”gempuran sampah ” yang gila-gilaan dari warga jakarta sekitarnya.
Sebagai salah satu daerah penting bagi burung ( IBA, Important Birds Area ) kondisi tersebut sangat mengenaskan. Kami sedikit kecewa dengan keadaan ini saat mengunjunginya. Jelas tidak seperti bayangan kami sebelum datang. Namun begitu daerah konservasi seluas 170,6 ha ini sangat berperan penting bagi pengendalian banjir kota Jakarta karena posisinya pada ujung banjir kanal barat dan sebagai perlindungan terhadap abrasi pantai.
Vegetasi SMMA lebih banyak didominasi mangrove dan jenis tumbuhan lain yang mendukung ekosistem pantai seperti Api-api dan Ketapang. Sedangkan faunanya terdapat kelompoku liar Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan dari informasi yang kami dapat ada tidak kurang 91 jenis burung (28 jenis burung air dan 63 jenis burung hutan). Selain itu juga, juga merupakan hunian dari beberapa reptilia seperti biawak dan ular. Sayang kami tidak menjumpainya.
SMMA sangat berpotensi menjadi tempat wisata murah bagi warga Jakarta selain sebagai laboratorium observasi. Namun bila keadaan seperti ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin suaka ini akan menjadi sekedar seonggok lahan tidak terawat.
Berminat kesana ?
Naiklah Angkot warna merah 01 arah muara angke di Grogol ( Mall Ciputra ) turun di depan Pizza Hut PIK. Lanjutkan dengan berjalan ke dalam komplek PIK sekitar 1 km.
Engine EAR 